Musyawarah Rakyat (Musra) ke-II Sulawesi Selatan yang rencananya akan digelar pada Minggu (2/10) ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penundaan ini merupakan kali kedua karena sedianya Musra berencana digelar pada bulan September 2022.
Ketua Panitia Musra Nasional, Fanel Barus mengatakan alasan penundaan Musra kali karena Presiden Joko Widodo yang diundang hadir pada tanggal 2 Oktober nanti kembali berhalangan hadir.
"Penundaan ini berkaitan dengan bapak presiden yang berdasarkan informasi yang kami terima bahwa bapak presiden berhalangan hadir di Makassar pada tanggal yang telah kami tentukan," jelasnya.
Kehadiran Presiden Joko Widodo di Musra Sulsel ini sangat penting, kata Fanel karena Sulawesi Selatan merupakan episentrum dari Indonesia bagian timur.
"Momentum untuk dapat bertemu (Jokowi) ada di Musra," ungkapnya.
Meski demikian, kata Fanel pihaknya tetap menjadwalkan Musra Sulsel ini akan digelar pada bulan Oktober.
"Musra Sulsel akan tetap diselenggarakan sesuai waktu bapak Jokowi, kita akan menyesuaikan. Tetap berjalan mudah-mudahan di bulan yang sama. Karena kedepan jadwal Musra akan padat," pungkasnya.
Sebelumnya Koordinator Musra Sulsel, Herwin Niniala mengatakan Musra kedua akan digelar pada bulan September namun hal itu diundur ke bulan Oktober, lantaran berbenturan dengan jadwal Jokowi yang sangat padat. Mereka ingin Jokowi hadir dalam gelaran musra tersebut.
"Jadi awalnya kan bulan ini, tapi jadwal pak presiden tidak memungkinkan untuk hadir sehingga kita undur ke bulan Oktober. Ini sudah hasil koordinasi dengan panitia pusat Musra," jelasnya kepada CNNIndonesia.com.
Sebelumnya, Musra tersebut telah digelar di Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8) lalu. Gelaran itu merupakan pembuka dari musyawarah di 34 provinsi yang akan berlangsung hingga 11 Maret 2023.
Dalam voting siapa sosok yang kira-kira cocok untuk menjadi capres 2024 saat Musra di Bandung itu, Jokowi menjadi yang paling wahid. Hampir 30 persen dari 5 ribu lebih peserta Musra di Bandung memilih Jokowi.
Suara terbanyak kedua adalah Sandiaga Uno, lalu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil.
Dalam diskusi Total Politik pada Minggu (25/9) lalu, Bendahara Umum Projo--salah satu organisasi pendukung Jokowi--Panel Barus mengklaim apa yang muncul di Bandung itu adalah murni suara rakyat di Jawa Barat.
Lalu, Panel juga tak dapat menjamin nama Jokowi tak lagi muncul pada musra II yang bakal diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2 Oktober.
"Kalau ditanya besok kira-kira muncul lagi atau enggak di Makassar, saya sebagai Ketua Panitia Nasional Musra tidak bisa menebak-tebak apa hasilnya besok," kata Panel.
Musra II, jelas dia, terbuka bagi seluruh warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Sulawesi Selatan. Adapun target jumlah massa yang terlibat dalam agenda musra secara keseluruhan adalah 25 ribu orang.
Dalam diskusi yang sama, pengamat politik dari KedaiKOPI Hendri Satrio skeptis dengan gelaran musra yang digaungkan kelompok relawan Jokowi itu. Menurutnya, itu bagian dari suatu skenario untuk memuluskan Jokowi memimpin lagi di Indonesia meskipun sejauh ini konstitusi membatasi dua periode.
"Marilah kita clear-kan, to be honest, to the point-lah sudah. Musyawarah Rakyat ini adalah musyawarah relawan Jokowi yang ingin Jokowi lagi...Maksud saya kita enggak usah mutar-mutar gitu. Ini relawan Jokowi lagi bikin musyawarah rakyat yang hasilnya untuk Pak Jokowi," kata Hendri.
0 Komentar