Utang Negara Semakin Menurun, Sebab Neraca Suprlus 30 Bulan Berturut-turut. Kadrun Pasti Kebakaran Jenggot Mendengar Hal Ini!



Yang suka teriak-teriak utang meroket, tampaknya harus membaca kabar ini.

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun hingga sekitar 2,22 persen secara tahunan pada kuartal III 2022. Semakin rendahnya utang, artinya semakin kecil kemungkinan Indonesia terjerat krisis seperti Sri Lanka atau Argentina.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), ULN sebesar US $394,6 miliar, turun dari kuartal II 2022 sebesar US$403,6 miliar. Inilah dikarenakan pemerintah mulai melunasi beberapa utang yang telah jatuh tempo.

Dari total ULN pada periode itu, untuk porsi ULN Pemerintah secara tahunan turun tajam hingga 11,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari kuartal sebelumnya US$ 187,3 miliar menjadi US$ 182,3 miliar. 

Penurunannya pun lebih dalam dari saat penurunan kuartal II 2022 sebesar 8,6 persen.

Utang adalah salah satu isu yang sering diteriakkan oleh para barisan sakit hati yang membabi buta mendiskreditkan makna utang. Utang berbahaya jika dipakai untuk kepentingan konsumtif. Selagi utang dimanfaatkan untuk kebutuhan produktif, maka utang akan mempercepat pembangunan.

Ibarat, seseorang pakai uang dari pinjol, lalu dibelikan iPhone 14 Pro Max untuk dipamerkan ke tetangga atau teman, atau foto di depan cermin toilet dengan wajah tertutup ponsel berlogo apel, untuk diposting ke media sosial. Itu namanya utang konsumtif. Padahal tidak sanggup beli, malah pake utang buat beli. Gimana lunasinya? Ngerampok?

Tapi ada yang berutang untuk ekspansi bisnis, atau membuka bisnis baru. Jika dikelola dengan baik, menghasilkan keuntungan yang sisanya bisa dipakai untuk melunasi utang. Ini namanya utang produktif, utang yang bisa menghasilkan uang lebih banyak dari utang yang dipinjamkan.

Para barisan sakit hati selalu melihat ke arah utang konsumtif lalu dibesar-besarkan seolah itu berbahaya. Padahal di negara lain, rasio utang mereka jauh lebih mengerikan, ada yang bahkan di atas 100 persen, tapi baik-baik saja.

Utang naik jadi Rp 6.000 T mereka ribut. Rp 6.000 T kalau dibayang-bayangkan, pasti banyak bukan main. Kalau dipakai buat bancakan, pasti bahaya. Tapi utang tersebut dipakai untuk pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi.

Dan ada kabar baik lainnya.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Oktober 2022. Artinya ini membawa Indonesia menembus rekor 30 bulan surplus berturut-turut. Surplus artinya ekspor lebih besar dari impor. Uang yang masuk lebih banyak daripada uang yang kabur ke luar negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan pada Oktober 2022 mencapai US$ 5,67 miliar. Ekspor Indonesia pada Oktober 2022 tumbuh 12,30 pereen menjadi US$ 24,81 miliar. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka ada kenaikan sebesar 0,13 persen.

Mau ribut apa lagi?

Ini adalah prestasi yang cukup langka. Di era sebelumnya, neraca dagang terus defisit, impor lebih besar, pengeluaran lebih besar dari pemasukan sehingga membebani nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Tapi para kadrun sakit jiwa selalu teriak utang terus meroket ke bulan. Mereka sesumbar tidak makan infrastruktur. Ya iya lah, siapa juga yang mau makan infrastruktur. Mau makan tuh kayak lobster bakar, makan yang enak-enak, ngapain makan aspal. Infrastruktur kok dimakan?

Yang tidak bisa melihat fakta ini, pastilah buta mata, buta hati dan buta nurani. Sekaligus sakit nalar dan logika. Mereka tidak mau sekaligus gengsi mengakui apa yang sudah dicapai Indonesia hingga sejauh ini.

Ketika Indonesia dihormati dunia, mereka menganggap negara ini busuk dan penyakitan sehingga harus diperbaiki oleh sosok yang malah lebih parah? Negara ini rusak, sehingga harus diperbaiki dengan khilafah? Khilafah adalah solusi semua permasalahan bangsa, begitulah keyakinan mereka, yang entah belajar dari mana.

Tapi kadang kalau kita pikir-pikir, entah presiden berikutnya bisa mempertahankan prestasi ini atau minimal berimbang dengan kinerja Jokowi.

Apalagi kalau presidennya adalah dari kelompok sebelah. Mampus lah, hahaha. Rakyat cuma diberi makan janji manis dan wacana gurih. Indonesia akan dijanjikan menjadi negara yang, pokoknya bombastis lah. Masih tak bisa membayangkan kalau mereka yang berkuasa.

Bagaimana menurut Anda?

Posting Komentar

0 Komentar