Catat, Jokowi Tegas Sampaikan Stop Ekspor Bauksit Hingga Kopi dalam Bentuk Bahan Mentah!


Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan akan terus mendorong hilirisasi komoditas mentah guna meningkatkan nilai tambah. Setelah bijih nikel, ia menyebut akan serius menyetop ekspor bauksit hingga kopi dalam bentuk barang mentah.

"Ini urusan nilai tambah yang ingin kita peroleh. Sudah beratus-ratus tahun kita mengekspor itu. Stop. Jangan sampai kita mengekspor dalam bentuk bahan mentah," tutur Jokowi saat memberikan sambutan di acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi di Jakarta pada Rabu, 30 November 2022.

Karena itu, ia menyatakan akan terus menarik investasi agar industri pengolahan bisa dibangun di Tanah Air. Di hadapan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Jokowi memperingatkan untuk terus mengejar target investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dia pun ingin kerja sama terus terjalin dengan negara lain.

Jokowi melanjutkan, tahun depan Indonesia bakal menghadapi ancaman resesi sehingga persaingan dalam memperebutkan investor semakin ketat. Sehingga, ia memperingatkan jangan sampai kepercayaan investor yang telah diperoleh Indonesia hilang akibat salah langkah.

Kepala negara mengaku telah memerintah intelijen ekonomi untuk mempelajari kebijakan tambahan apa yang harus diambil pemerintah untuk mengejar target realisasi investasi. Tujuannya untuk mengetahui insentif tambahan yang perlu diberikan untuk memenangkan persaingan perebutan investor dengan negara-negara lain.

"Tapi kalau nanti di dalam pelaksanaan masih ada yang ganggu-ganggu buyar semua kebijakan yang sudah kita desain," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi menyinggung ihwal langkah pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah nikel yang digugat dan kalah di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Ia menegaskan Indonesia tak boleh mundur. Ia memerintahkan untuk mengajukan banding. Sebab, kata Jokowi, nilai tambah ekspor nikel setelah hilirisasi bertambah sangat pesat.

Berdasarkan catatannya, Jokowi menyebutkan hilirisasi nikel berhasil menambah nilai dari yang sebelumnya berkisar US$ 1,1 miliar atau Rp 20 triliun menjadi US$ 20,8 miliar atau Rp 300 triliun pada 2021. Kenaikan nilai tambah itu mencapai hampir 18 kali lipat. "Terus yang (komoditas) lain seperti apa, apa masih mau kita terus-teruskan?" kata Jokowi.

Kendati demikian, ia tak menampik langkah itu membuat urusan industri nikel di Eropa berantakan. Musababnya, banyak industri di Eropa yang membutuhkan bahan mentah nikel dari Indonesia. Apabila negara lain melakukan proses industrinya di Indonesia, imbasnya akan menaikan jumlah pengangguran di negara tersebut.

Namun, menurut Jokowi, langkah ini tetap harus dilakukan demi membuka lapangan kerja di Tanah Air dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju. "Kalau kita digugat saja takut, mundur, ga jadi, ya enggak akan kita menjadi negara maju," tutur Jokowi.

Posting Komentar

0 Komentar