Tingkat ketergantungan pasar ekspor yang relatif rendah diyakini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif melalui dukungan pasar domestik.
“Kalau kita lihat beberapa negara yang manufakturnya ekspansif yaitu Jepang, Prancis, Meksiko, Indonesia, Brasil, India dan Arab Saudi, menunjukkan sektornya masih kuat," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Jumat (13/1).
Ketua Umum Partai Golkar ini mengamini, kondisi global masih dalam ketidakpastian. Hampir beberapa negara besar, seperti Italia, Jerman, Korea, kondisi Purchasing Managers Index (PMI) masih di bawah 50 persen.
Oleh karenanya, meski sektor ekonomi domestik Indonesia masih kuat, Airlangga mengingatkan kondisi ekonomi global tidak bisa diabaikan.
Hingga akhir 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai 299,57 miliar dolar AS atau tumbuh 29,40% (yoy). Sedangkan sisi impor juga mengalami pertumbuhan yang hampir setara yakni 25,37% (yoy) atau sebesar 245,98 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, kinerja ekspor dalam perdagangan internasional Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 12,8% (yoy) dan impor akan tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 14,9%.
0 Komentar