Pemerintah Meyakini RI Tak Masuk Sepertiga Negara yang Resesi!


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dengan segala tantangan yang ada pada tahun ini, Indonesia diyakini tidak akan masuk ke dalam jurang resesi.
Seperti diketahui, baru-baru ini International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan tiga negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat, Eropa, dan China diprediksi akan mengalami resesi ekonomi.

Nah, Sri Mulyani meyakini Indonesia merupakan negara yang tidak masuk ke dalam tiga negara yang akan mengalami resesi tersebut.

"IMF baru saja mengeluarkan (proyeksi) sepertiga ekonomi dunia akan terkena resesi. Kita tidak termasuk yang sepertiga, Insya Allah kita jaga terus," jelas Sri Mulyani dalam sambutannya dalam Acara Apresiasi Media pekan lalu, dikutip Minggu (8/1/2023).

Sri Mulyani mengungkapkan tahun 2023 akan menjadi tahun yang menarik, karena terdapat agenda Pemilihan Umum pada 2024. Sehingga akan mulai terasa persaingannya mulai tahun ini.

Kendati demikian, Indonesia diharapkan mampu dalam menjaga dinamika politik ke depannya, dan diharapkan stabilitas ekonomi akan terjaga.

"2023 tantangan yang harus kita jaga, ada optimisme dan kewaspadaan. Dalam situasi agenda politik dalam negeri, geopolitik dunia yang dinamis dan tidak pasti. Kita sendiri harus menjaga seluruh kemajuan dan momentum pemulihan," ujar Sri Mulyani.

Pemerintah pun optimistis, pertumbuhan ekonomi di tanah air sepanjang 2022 akan berhasil mencatatkan pertumbuhan di atas 5% secara tahunan (year on year/yoy).

"Kita selalu menyampaikan pemulihan ekonomi kita kuat sampai kuartal III dan kuartal IV (2022) kita berharap masih bisa bertahan di sekitar 5%. Sehingga total di 2022 bisa tumbuh di atas 5%," kata Sri Mulyani lagi.

Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2022 tumbuh 5% (year on year/yoy), meningkat menjadi 5,4% (yoy) pada Kuartal II-2022 dan naik lagi menjadi 5,7% (yoy) pada Kuartal III-2022.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam sebuah wawancara dengan CBS beberapa waktu lalu mengungkapkan, tahun 2023 akan menjadi tahun yang sulit bagi perekonomian global karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa, dan China - semuanya mengalami pelemahan.

"Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi. Bahkan negara yang tidak dalam resesi, akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang," kata Georgieva.

Posting Komentar

0 Komentar