Puluhan ibu hamil di Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap histeris kala Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo datang ke sana, Kamis (2/2).
Para ibu hamil merasa syok, orang nomor satu di Jawa Tengah tiba di tengah-tengah mereka. Sebagian dari mereka tak percaya, Ganjar memperhatikannya. Ganjar terlihat akrab bersama ibu-ibu hamil. Dia juga berdialog dengan kader kesehatan, ahli gizi hingga bidan.
Seperti yang diungkapkan oleh Cika, salah satu ibu hamil itu mengaku senang atas kehadiran Ganjar di desanya. Cika mengatakan, hal itu menunjukkan kepedulian seorang pemimpin kepada warganya.
"Iya senang karena bisa bertemu Pak Ganjar. Merasa diperhatikan," tuturnya.
Cika mengungkapkan, pertemuannya dengan Ganjar memberikan suntikan semangat untuk menjaga kandungannya hingga proses persalinan.
"Semoga nanti saya bisa melahirkan dengan lancar dan sehat," kata Cika, yang tengah mengandung sembilan bulan.
Pada kesempatan itu, para ibu hamil dan masyarakat di Desa Karangsari mendapatkan bantuan beras fortifikasi. Bantuan tersebut langsung diberikan oleh Ganjar Pranowo.
Beras fortifikasi adalah beras yang diperkaya dengan zat gizi mikro tambahan. Kandungan nutrisi di dalam beras fortifikasi yakni vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc.
"Beras fortifikasi yang kemarin kami launching di Megelang sudah sampai di sini. Kami bantukan kepada mereka dan mulai detik ini kita monitor," ujar Ganjar.
Tinjauan langsung tersebut merupakan upaya penurunan angka stunting di tingkat desa. Hal itu dilakukan agar penurunan stunting lebih cepat dan bisa mencapai target nasional sebesar 14 persen pada 2024.
"Begitu kami bergerak semuanya dijadikan satu momentum. Seluruh Jateng momentumnya tidak boleh terlambat," ujar Ganjar.
Gerakan tersebut diisi para kader kesehatan, dan ahli gizi yang mulai terbuka menjelaskan kepada ibu-ibu hamil, termasuk ada bidan yang merawat kandungan. Pemahaman yang diberikan kepada ibu hamil dan anak itu, nantinya sangat efektif untuk melakukan penanganan stunting secara cepat dan tepat.
"Tadi juga menjelaskan soal gizi, soal amnemia, risiko tinggi, kemudian memantau dengan sangat detail," tuturnya.
Ganjar meyakini dengan cara itu pertumbuhan bayi yang punya problem atau permasalahan pada kandungan, akan masuk dalam monitor para pelayan kesehatan.
Diketahui, Jawa Tengah mampu menurunkan angka stunting lebih cepat dibanding pemerintah pusat. Pada 2019, angka stunting nasional sama dengan Jawa Tengah, yakni sebesar 27 persen. Namun, pada 2021-2022, stunting di Jawa Tengah turun menjadi 20,9 persen, sementara nasional masih 24 persen.
"Targetnya 14 persen di 2024, dan daerah yang problem akan kami bantu," katanya.
Ganjar meyakini dengan cara itu pertumbuhan bayi yang punya problem atau permasalahan pada kandungan, akan masuk dalam monitor para pelayan kesehatan. Sekadar diketahui, Jawa Tengah mampu menurunkan angka stunting lebih cepat dibanding pemerintah pusat.
Pada 2019, angka stunting nasional sama dengan Jawa Tengah, yakni sebesar 27 persen. Namun, pada 2021-2022, stunting di Jawa Tengah turun menjadi 20,9 persen, sementara nasional masih 24 persen.
"Targetnya 14 persen di 2024, dan daerah yang problem akan kami bantu," katanya.
0 Komentar