Meskipun Kerap Unggah Kegiatan di Medsos, Tapi Ganjar Pranowo Bukan Sekedar Pencitraan, Hasil Kerjanya Nyata di Jawa Tengah!!!


Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo kerap mengunggah kegiatannya di media sosial (medsos). Ganjar pun dianggap pencitraan.

Dalam program Blak-blakan bersama Pemred detikcom Alfito Deannova yang ditayangkan 20detik, Jumat (4/11/2022), Ganjar menanggapi hal itu. Ganjar mengatakan kegiatannya bukan pencitraan semata tetapi membangun citra secara konsisten apa yang dikerjakan untuk melayani kebutuhan masyarakat.

"Saya memang membangun citra kok, bohong aja kalau ada institusi atau individu nggak bangun citra, bohong itu. Tapi konsisten nggak, apa yang kita kerjakan?" kata Ganjar.

Menurutnya, pencitraan diartikan negatif jika dibuat saat itu juga dan tidak ada yang sebenarnya dikerjakan.

"Kalau pencitraan diartikan negatif, dia hanya membangun pada saat itu juga, dan tak ada yang sebenarnya dia dikerjakan," ujarnya.

Ganjar mencontohkan kegiatannya di Kabupaten Brebes, salah satunya berbicara soal stunting.

"Ini sudah kita kerjakan lama, jadi sebenarnya saya datang ini ngecek," kata Ganjar.

"Saya itu gini, kalau saya mau lari, 'Pak Ganjar pencitraan saja'. 'Oh nggak, saya nggak pencitraan'. Saya kadang-kadang nggak tega saya ngomong, 'iya kan kamu penginnya memberikan predikat saya ini pencitraan biar kamu bahagia', 'aku bilang iya aku ini pencitraan'. Tapi membangun citra itu perlu konsisten, apakah citra yang kamu bangun itu sesuai dengan kenyataannya," jelasnya.

Meski demikian, Ganjar tidak mempersoalkan jika ada kalangan yang menyebut dirinya pencitraan semata. Menurutnya, subjektivitas publik adalah hal yang sah.

"Bahkan ada yang tidak sesuai kemudian membandingkan dan sebagainya, oke itu subjektivitas penilai itu dalam demokrasi sah. Soal suka nggak suka nggak papa. Tapi saya konsisten," sebutnya.

Ganjar kemudian menyinggung soal jejak digital. Ketika kemudian publik melihat jejak digital, maka kemudian akan mengetahui bahwa pekerjaan yang dilakukan dan diunggah di media sosial adalah kelanjutan dari pekerjaan sebelumnya.

"'Oh ternyata pernah dilakukan', atau kalau nggak yang lama saya keluarin lagi, before after, ada cerita 'oh pertama kali kita bicara pungli apa sih', 'oh Ganjar itu legend-nya di jembatan timbang'. Kita angkat lagi ceritanya, sebenarnya untuk mengingatkan saja kepada publik, tapi publik menilai apa pun, buat saya sah," imbuhnya.

Posting Komentar

0 Komentar