Meskipun Sering Dibilang Tak Mampu, Minimal Ganjar Sudah Buktikan Jateng Provinsi dengan Penurunan Warga Miskin Terbanyak!!!


DATA statistik Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022 menunjukkan bahwa jumlah warga miskin di  Jawa Tengah menurun.

Jumlahnya kini sebanyak 3,83 juta jiwa, menurun 102,6 ribu jiwa dari sebelumnya sebanyak 3,93 juta jiwa pada September 2021. Jika dibandingkan dengan Maret 2021, penurunan warga miskin justru lebih tinggi lagi mencapai 290,48 ribu jiwa.

Jumlah persentase warga miskin sekarang 10,93 persen dari total populasi provinsi saat ini. Bahkan, Kepala BPS Jawa Tengah Adhi Wiriana menyebutkan bahwa meski persentase kemiskinan di Jateng masih di atas dari angka nasional (9,54 persen), angka persentase penurunan kemiskinannya jauh lebih pesat.

Secara nasional, Aceh menjadi provinsi dengan angka persentase penurunan kemiskinan tertinggi sebesar 0,89 persen. Namun, dari segi penurunan jumlah warga miskin, Jateng adalah jawaranya.

Angka persentase kemiskinan tersebut hampir sama dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19. Adhi mengatakan, andaikan tidak ada pandemi, harapannya pada Maret 2022, angka kemiskinan sudah di bawah dua digit.

“Ini menandakan, penurunan (kemiskinan) terjadi ketika pandemi mulai tidak ada dan program sosial baik pemerintah pusat dan daerah berjalan," jelas Adhi.

Provinsi yang dipimpin oleh Ganjar Pranowo itu memang gencar menggerakkan berbagai program untuk mengentaskan kemiskinan. Mulai dari bantuan rumah tidak layak huni (bedah rumah), jambanisasi, bantuan pemasangan listrik gratis, dan lainnya. Program ini dikelola dalam satu wadah bertajuk: “Satu Organisasi Perangkat Daerah, Satu Desa Dampingan”

Selain menjalankan program pengentasan kemiskinan, kata Adhi, beberapa faktor yang juga turut mempengaruhi tingkat kemiskinan di Jateng, salah satunya pertumbuhan ekonomi Jateng Triwulan I 2022 mencapai 5,16 persen (yoy).

Sementara itu, tingkat pengangguran juga menurun baik dibandingkan per September atau Maret 2021 sehingga berdampak pada angka kemiskinan di Jateng. Tercatat, Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin di Jateng, menurut survei Badan Pusat Statistik, sebesar Rp 1.952.118 per rumah tangga miskin per bulan. Sementara, Garis Kemiskinan per orang pada Maret 2022 sebesar 438.833 per kapita per bulan.

Pengamat sosial Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, juga mengapresiasi prestasi Jateng dalam menurunkan jumlah warga miskin.

Yang dilakukan Jateng, kata dia, karena pemimpinnya memiliki terobosan dan gerak cepat dalam penanganan atau pengentasan kemiskinan.

Menurut Arie, sala satu kunci keberhasilan Jateng tersebut karena faktor gotong royong. Ia menilai Ganjar sebagai gubernur “berhasil membangun sebuah kesadaran komunitas dan solidaritas untuk saling menguatkan dan bergotong royong”.

“Ia (Ganjar Pranowo, red) menghubungkan pendekatan teknokrasi dengan pendekatan sosial dan kultural masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, Ganjar juga dinilai mampu melibatkan swasta, melalui program CSR untuk turut berpartisipasi dalam program pengentasan kemiskinan.

"Dalam waktu singkat, Jateng berhasil mengatasi persoalan yang sangat krusial itu. Ini mestinya bisa menjadi inspirasi daerah lain, bahwa kemiskinan itu tidak semata-mata tanggung jawab pemerintah, tapi mengajak masyarakat maupun pihak swasta menjadi problem solver," kata Arie.

Perlu diketahui pula, Pemprov Jateng menggandeng banyak pihak, seperti Baznas dan swasta, untuk turut mengentaskan kemiskinan, salah satunya melalui bedah rumah. Warga miskin yang rumahnya tidak layak huni dibantu sebesar Rp20 juta.

Selain faktor gotong royong, hal lain yang juga dianggap berpengaruh terhadap perbaikan ekonomi masyarakat Jateng ialah program pro rakyat. Ganjar dinilai fokus pada pemberdayaan pelaku usaha UMKM. Inilah  yang mampu membuat denyut ekonomi kian membaik di saat pandemi hingga sekarang.

Salah satu hal yang diinisiasi Ganjar, kata peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Hempri Suyatna ialah promosi UMKM via media sosial.

Melalui tagar #LapakGanjar, kata Hempri, sang gubernur menunjukkan kepeduliannya kepada wong cilik untuk terus bertahan hidup di kala ekonomi sulit.

#LapakGanjar adalah program mempromosikan produk UMKM warga Jateng melalui Instagram Strories Ganjar Pranowo. Solusi ini memiliki dampak yang positif, kata Hempri.

“Ganjar memiliki follower, branding, dan news maker. Ini membantu dan efektif mengembangkan produk UKM. Nah, tentu saja ini bisa diikuti oleh tokoh atau pemangku wilayah seperti bupati atau wakil bupati, saya kira itu penting untuk dilakukan,” tutur Hempri dikutip dari Jawapos.com.

Gerak cepat Ganjar-Gus Yasin bersama jajarannya adalah bukti komitmen pro wong cilik, bukan karena mengejar prestasi.

Posting Komentar

0 Komentar