Tak Hiraukan Saoal Capres! Bagi Ganjar, Lebih Penting Urus Beras dan Minyak Goreng



Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi figur teratas sebagai sosok capres dengan elektabilitas tinggi menuju Pilpres 2024.

Namun, ketika ditanya soal elektabilitas ini, Ganjar memilih untuk bungkam dan enggan mengomentari. 

Kader PDI Perjuangan (PDI-P) asal Jawa Tengah itu lantas hanya menyebut, yang perlu diberi perhatian adalah soal inflasi, minyak goreng dan beras. 

Hal itu terkait dengan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah dan tidak menjawab terkait dengan hasil Survei Litbang Kompas yang menempatkannya sebagai figur dengan elektabilitas teratas. 

”Saya konsentrasi urus inflasi, minyak goreng, dan beras dulu karena ini perlu perhatian,” ujarnya.

Dalam Survei Litbang Kompas, Elektabiltas Ganjar Pranowo tertinggi dengan perolehan 25,3 persen. Lanas, diikuti Prabowo 18,1 persen dan Anies 13,1 persen. 

Faktor Penguat Ganjar Pranowo
Adapun menurut Litbang Kompas, menguatnya potensi keterpilihan Ganjar didukung oleh perubahan yang terjadi pada pemilih PDI-P.

Meskipun Ganjar telah dikenai sanksi, simpatisan PDI-P semakin solid memilih Ganjar sebagai calon presiden.

"Jika pada Juni 2022 dukungan pemilih PDI-P kepada Ganjar berada di kisaran 40,7 persen, pada Oktober 2022 naik menjadi 46,6 persen, dan kini mencapai 54 persen," tulis Litbang Kompas.

Selain itu, dukungan kepada Ganjar juga menguat di wilayah Pulau Jawa yang mencapai 32 persen. Kenaikan suara terutama terjadi di Jawa Timur dan Jawa Barat. Wilayah pulau lain yang dukungan terhadapnya naik adalah Kalimantan.

Seiring dengan itu, basis massa perkotaan yang memilih Ganjar juga menguat.

Naiknya keterpilihan Ganjar juga disokong oleh menanjaknya suara yang diberikan oleh berbagai kelompok masyarakat, di antaranya generasi X (42-55 tahun), mereka yang berpendidikan dasar, kelas sosial bawah dan menengah bawah, serta dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Adapun Survei Litbang Kompas yang bertajuk Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023.

Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Posting Komentar

0 Komentar