Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Fikri Yasin mengatakan, partainya sudah tak mungkin lagi mendukung Ketua Umumnya, Zulkifli Hasan untuk menjadi calon presiden (Capres) 2024. Dia menyebut, Zulkifli Hasan kalah dalam perolehan suara internal PAN dibandingkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Kalau (dukung Zulhas sebagai) capres sudah enggak, ya kan tadi, karena skor tertinggi di internal kita ya Ganjar," ujar Fikri di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).
Sebab perolehan suara di internal saja sudah kalah, Fikri mengatakan PAN harus realistis mendukung capres yang akan maju. Dia menyebut, memaksakan dukungan capres kepada Zulhas seperti menabrak fakta suara yang ada di internal PAN sendiri.
"Kan enggak mungkin kita mau menabrak fakta itu kemudian tetap kita paksakan Bang Zul, kan enggak. Kita ini realistis," tutur dia.
Adapun dukungan capres kepada Ganjar, kata Fikri, merupakan akumulasi suara anggota PAN dari tiap daerah. Sebab itu, PAN mendukung kader PDI-Perjuangan itu sebagai capres 2024. "Kita minta suara daerah-daerah, wilayah, mereka menyampaikan itu. Masing-masing wilayah itu berbeda (suara) kita akumulasikan dan (suara) tertinggi di internal kami ya Ganjar," imbuh Fikri. Adapun dukungan kepada Ganjar juga telah disebutkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Zulkifli Hasan memberi dukungan untuk mengusung 'Ganjar-Erick' sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2024. "Jalan jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lunpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insya Allah Indonesia tambah Jaya," kata Zulhas di akhir pidatonya. Hal itu disampaikan di hadapan Presiden Joko Widodo dan 2.400 peserta kader PAN yang menghadiri Workshop dan Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN), di Hotel Padma Semarang, Minggu (26/2/2023).
Namun, Zulhas menyerahkan keputusan kepada Jokowi yang disebut sebagai panglima tertinggi. "Tapi itu kata Panglima Perang, keputusan ada di panglima tertinggi," katanya.
0 Komentar