Pastikan penyelesaian proyek Jembatan Juwana segera terlaksana, Ganjar minta penambahan SDM untuk percepatan tersebut


Masih berlangsungnya pengerjaan proyek penggantian jembatan Callender-Hamilton (CH) di Juwana, Kabupaten Pati, merupakan salah satu faktor utama timbulnya kemacetan di Jalan Pantura Pati-Rembang.

Untuk di ketahui, Jembatan Juwana merupakan satu dari total 37 jembatan CH di Pulau Jawa yang dalam proyek penggantian/penduplikasian oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Proyek ini dilaksanakan oleh PT Baja Titian Utama yang merupakan anak usaha PT Bukaka Teknik Utama sebagai Badan Usaha Pelaksana dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) sebagai penjamin.

Pengerjaan pembangunan Jembatan Juwana sudah berlangsung sejak Agustus 2022 dan ditargetkan rampung awal April 2023 atau sebelum Lebaran Idulfitri 2023.

Hari ini, Jumat (3/3/2023), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memantau langsung progres pengerjaan proyek Jembatan Juwana.

Ganjar antara lain didampingi oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY, Wida Nurfaida.

Saat ini, pengerjaan masih dalam tahap pembesian atau pembuatan tulangan besi.

“Publik perlu tahu, ini sebetulnya sudah nyambung sampai di sana (konstruksi dasar jembatan sudah berdiri dari ujung ke ujung)."

"Kita hanya butuh percepatan untuk pembesian. Hitung-hitungannya tadi empat hari."

"Saya minta tadi kalau tiga hari bisa nggak? Lalu saya tantang lagi dua hari bisa nggak,” ujar dia.

Menurut Ganjar, percepatan mungkin bisa dilakukan dengan menambah Sumber Daya Manusia (SDM).

“Itu hanya butuh kecepatan orang terampil dan menambah SDM saja."

"Kalau itu bisa dilakukan, dua hari berani selesai, maka hari ketiga bisa ngecor."

"Proses ngecor cuma sehari. Keringnya tiga hari,” kata dia.

Namun demikian, kata Ganjar, karena dirinya bukan insinyur, ia tidak mau memaksakan peningkatan kecepatan pengerjaan proyek jika hal itu bisa mengorbankan kualitas konstruksi.

“Saya tidak mau memaksakan kecepatan kalau itu mengabaikan teknisnya."

"Maka kita (utamakan) kualitas. Kita serahkan pada Balai Besar (BBPJN), Bina Marga Provinsi, kabupaten juga nanti biar bantu bagaimana dilakukan percepatan ini. Kalau SDM bisa ditambah saya kira lebih cepat,” tutur dia.

Bagaimanapun, Ganjar berharap Jembatan CH Juwana bisa selesai digarap dengan kualitas bagus.

Karena proyek penggantian Jembatan CH Juwana ditargetkan baru rampung awal April 2023, maka menurut Ganjar masih ada waktu sekira satu bulan untuk mengelola lalu-lintas supaya terhindar dari kemacetan yang “horor” atau terlalu parah.

Namun demikian, kata Ganjar, karena dirinya bukan insinyur, ia tidak mau memaksakan peningkatan kecepatan pengerjaan proyek jika hal itu bisa mengorbankan kualitas konstruksi.

“Saya tidak mau memaksakan kecepatan kalau itu mengabaikan teknisnya."

"Maka kita (utamakan) kualitas. Kita serahkan pada Balai Besar (BBPJN), Bina Marga Provinsi, kabupaten juga nanti biar bantu bagaimana dilakukan percepatan ini. Kalau SDM bisa ditambah saya kira lebih cepat,” tutur dia.

Bagaimanapun, Ganjar berharap Jembatan CH Juwana bisa selesai digarap dengan kualitas bagus.

Karena proyek penggantian Jembatan CH Juwana ditargetkan baru rampung awal April 2023, maka menurut Ganjar masih ada waktu sekira satu bulan untuk mengelola lalu-lintas supaya terhindar dari kemacetan yang “horor” atau terlalu parah.

Saat berdiskusi dengan Pj Bupati Pati dan sejumlah pihak terkait, Ganjar mengusulkan bahwa selama satu bulan sebelum Jembatan Juwana rampung digarap, harus ada personel yang bersiaga di titik-titik rawan macet untuk mengatur lalu-lintas.

“Selama satu bulan ini saya minta stand by. Kalau perlu tenaga dikerahkan."

"Bisa Dishub, Satpol PP, untuk membantu kepolisian."

"Kalau perlu minta tolong TNI. Di titik-titik rawan harus dikasih orang."

"Mesti ada yang nungguin untuk ngatur,” kata dia.

Untuk diketahui, beberapa hari belakangan kemacetan di Pantura Pati-Rembang terbilang sangat parah. Kendaraan-kendaraan besar mengular mulai Jalur Lingkar Selatan (JLS) atau Jalan Lingkar Luar Pati sampai wilayah Kabupaten Rembang. Kemacetan memanjang hingga 20 kilometer lebih.

Selain karena adanya proyek Jembatan Juwana, kemacetan juga diakibatkan adanya proyek perbaikan beton jalan di Batangan.

Curah hujan tinggi juga jadi faktor yang memperparah macet.

Sebab, jalan Sampang--Glonggong yang merupakan jalur alternatif menuju Rembang terendam banjir.

Posting Komentar

0 Komentar