Ganjar Pranowo menjadi sorotan publik setelah menolak Israel di Piala Dunia U-20.
Sikap kader PDIP ini dianggap bunuh diri alias blunder karena dituding menjadi biang kerok dari gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Meski demikian, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut blundernya PDIP dan Ganjar itu tidak mempengaruhi elektabilitas keduanya untuk Pemilu 2024.
Adi menilai jika pemilu diselenggarakan pada 2024, maka besar kemungkinan masyarakat telah melupakan peristiwa ini.
Hal itu terbukti ketika Partai GOLKAR kerap mendapat kritik melalui demonstrasi besar-besaran oleh para aktivis karena menilai GOLKAR sebagai partai politik yang berafiliasi dengan otoritarian pada Orde Baru.
Namun nyatanya, GOLKAR keluar sebagai pemenang pemilihan legislatif 2004,” tambah Adi.
Lanjut Adi, PDIP juga sering dikonotasikan sebagai partai politik yang tidak ramah dengan umat muslim, tetapi, partai berlambang banteng tersebut justru memenangkan Pemilu 2014 dan 2019.
“Masyarakat kita cenderung menentukan pilihan politik seminggu atau sehari atau dua hari sebelum pencoblosan,” ujarnya.
Menurutnya, anggapan bahwa elektabilitas Ganjar sebagai calon presiden akan turun karena penolakannya terhadap timnas Israel terlampau sederhana.
“Banyak contoh kasus partai dibully, calon dibully, bahkan dimaki-maki tapi nyatanya mereka tetap kuat sampai sekarang karena memori masyarakat kita pendek,” ungkap Adi.
Sebelumnya, Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Langkah tersebut dilakukan FIFA setelah muncul berbagai penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel.
(Erdysep Dirangga)
0 Komentar