Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) yang disalurkan untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yakni senilai Rp 502 triliun.
Hal itu diungkapkan di depan para santri yang menghadiri dzikir dan doa kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Senin (1/8/2022) malam.
Disebutkannya, harga BBM masih yang termurah, tetapi membuat APBN terbebani karena subsidi yang harus digelontorkan sangat besar.
"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah terlalu besar dari, Rp 170 (triliun) sekarang sudah Rp 502 triliun. Negara mana pun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi Alhamdulilah kita sampai saat ini masih kuat. Ini yang perlu kita syukuri," imbuhnya.
Di sisi lain ia juga membandingkan dengan negara-negara lain di dunia yang saat ini mengalami krisis pangan dan kritis keuangan. Ia berharap kejadian di negara-negara tersebut tidak bakal terjadi di Indonesia.
"Saya ketemu Presiden Ukraina Zelenskyy, ada stok di Ukraina, di gudang 22 juta ton, stok proses panen 55 juta ton loh. Artinya 77 juta ton gandum di Ukraina gak bisa keluar karena perang," beber Jokowi.
Salah satu dampak dari krisis yang terjadi itu membuat harga BBM menjadi naik berkali lipat di negara lain. (*)
0 Komentar