Dunia Saat ini Sedang Mengalami Krisis Pangan, Indonesia Bersyukur Beras Tidak Mengalami Kenaikan


Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pidato soal krisis dunia di depan para santri yang hadir di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2022) malam. 

Menurut Jokowi, saat ini kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja pasca dilanda Covid-19 selama 2,5 tahun.

"Baru akan melakukan pemulihan, tapi muncul sesuatu yang dadakan, yang tidak kita perkirakan sebelumnya, sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi, menyulitkan hampir semua negara," ujar Jokowi

Soal pangan yang harganya sudah naik hingga 50 persen di beberapa negara. Gandum yang menjadi mahal karena kelangkaan stok. 

Jokowi menguak kelangkaan terjadi akibat pasokan gandum dari negara Ukraina tidak bisa keluar.

"Saya ketemu Presiden Ukraina Zelenskyy, ada stok di Ukraina, di gudang 22 juta ton, stok proses panen 55 juta ton loh. Artinya 77 juta ton gandum di Ukraina gak bisa keluar karena perang," kata Jokowi.

Selain Ukraina, stok gandum juga tertahan di Rusia, sebanyak 207 juta ton gandum juga tertahan di negara beruang merah tersebut. 

"Ini yang mengakibatkan 333 juta orang kelaparan dan mungkin 6 bulan lagi 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan," kata dia lagi.

Jokowi mengajak para santri untuk bersyukur. Sebab beras, yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, tidak mengalami kenaikan.

Dikemukakannya, dunia sedang memasuki masa kritis keuangan. Beberapa negara tidak kuat dan ambruk karena sudah tidak memiliki uang cash untuk membeli energi bensin dan gas atau membeli pangan.

Salah satu dampak dari krisis yang terjadi itu membuat harga BBM menjadi naik berkali lipat di negara lain. (*)


Posting Komentar

0 Komentar