Rakyat Percaya Sama Kinerja Ganjar! Makanya Elektabilitas Tinggi Meskipun Tanpa Kampanye dan Biaya


Pengamat politik Denny Siregar menilai ada sejumlah faktor yang membuat elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu memuncaki survei capres.

Padahal, Ganjar sama sekali belum melakukan kampanye atau bahkan mengeluarkan biaya untuk mempromosikan dirinya.

Dilansir TribunWow.com, Denny lantas menilai Ganjar banyak dipercaya masyarakat karena aktif melakukan promosi dua arah.

"Ganjar Pranowo mempunyai tingkat elektabilitas yang tertinggi. Artinya, orang banyak yang ingin dia jadi calon Presiden," tutur Denny dikutip kanal YouTube Cokro TV, Rabu (22/2/2023).

"Ini modal yang sangat besar untuk publik figur yang populer, sekaligus orang ingin dia menduduki sebuah jabatan."

Menurut Denny, Ganjar selalu menginformasikan kegiatan dan kinerjanya hanya melalui media sosial.

Selain murah, platform tersebut juga dinilai lebih mengena di masyarakat jika dibandingkan dengan spanduk, kalender atau baliho wajah seperti pada umumnya.

"Ganjar Pranowo adalah hasil dari promosi aktif, atau promosi dua arah," ujar Denny.

"Dia enggak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mengenalkan wajahnya ke banyak daerah lewat spanduk dan baliho."

"Dia menginformasikan kerjanya sebagai Gubernur Jawa Tengah lewat media sosial. Sebuah campaign yang murah meriah dan membekas."

Menurut Denny, masyarakat di jaman sekarang sudah semakin pandai mengukur kinerja para calon pemimpin.

Sehingga, informasi yang dibagikan Ganjar, akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat dibandingkan promosi satu arah.

"Orang sudah tidak percaya lagi dengan 'iklan' wajah, tapi orang lebih menyoroti kinerja seseorang," tutur Denny.

"Padahal Ganjar belum kampanye. Dia belum promosi dirinya karena dia belum merasa sebagai calon presiden resmi."

Hasil survei Litbang Kompas terbaru kembali menobatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai kandidat calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.

Keterpilihan Ganjar tercatat semakin meningkat dalam bursa capres sejak awal tahun 2023.

Ia pun berhasil mengalahkan tokoh lainnya seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam survei yang dilakukan sejak 25 Januari hingga 4 Februari 2023, tercatat Ganjar berada di posisi puncak dengan elektabilitas 25,3 persen.

Jika dibanding survei terakhir pada Oktober 2022, Ganjar mengalami peningkatan keterpilihan sebesar 2 persen yakni dari 23,2 persen.

Prabowo Subianto berada tepat di bawah Ganjar dengan elektabilitas sebesar 18,1 persen, dan disusul Anies dengan 13,1 persen.

Elektabilitas Prabowo mengalami peningkatan dari jumlah 17,6 persen, sementara elektabilitas Anies justru menurun dari jumlah sebelumnya 16,5 persen.

Nama tokoh lain juga tercatat dalam hasil survei tersebut.

Antara lain Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil dengan perolehan suara 8,4 persen, dan Menparekraf Sandiaga Uno sebesar 1,6 persen.

Disusul Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat 1,3 persen dan Menteri Sosial Tri Rismaharini mendapat 1 persen suara.

Sementara itu, menurut survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) sejak Desember 2022, Ganjar dan Anies diprediksi akan bersaing ketat.

Dua tokoh tersebut disinyalir akan menjadi pesaing mengalahkan Prabowo Subianto yang elektabilitasnya makin menurun.

"Ganjar mendapatkan suara 43,3 persen, sementara Anies 40,5 persen," kata Pendiri SMRC Saiful Mujani dikutip Kompas.com, Kamis (2/2/2023).

Namun, jumlah tersebut masih bisa berfluktuasi lantaran ada 16,2 persen responden yang menjawab belum tahu.

"Karena itu, posisi Ganjar, dan Anies di data ini seimbang karena selisihnya di bawah margin of error 3,1 persen," lanjutnya.

Di sisi lain, survei tersebut juga mencatat bahwa kedikenalan Anies lebih besar dibanding Ganjar.

Namun jika tingkat kedikenalan keduanya seimbang, elektabilitas Ganjar justru diprediksi akan meningkat.

"Jika tingkat kedikenalan Anies, dan Ganjar sama, maka hasil elektabilitas keduanya mengalami perubahan, Ganjar naik menjadi 52,4 persen, Anies 39,5 persen," ujar Saiful.

Dikutip Kompas.com, Saiful mengatakan ada tren yang terlihat di mana elektabilitas Ganjar dan Anies meningkat, sementara Prabowo justru menurun.

Menurut perbandingan, elektabilitas Ganjar pada Maret 2021 sebesar 23,5 persen, dan meningkat jadi 26,1 persen pada Desember 2022.

Peningkatan signifikan dialami oleh Anies yang pada Maret 2021 mendapat 25,5 persen suara dan pada Desember 2022 menjadi 33,7 persen.

Berbanding terbalik dengan Prabowo yang pada Maret 2021 mendapat suara 34,1 persen dan justru menurun menjadi 26,1 persen pada Desember 2022.

"Kalau melihat tren ini, maka Anies kemungkinan akan berhadapan dengan Ganjar di putaran kedua. Ini seperti pilpres pertama kita 2004. Calonnya lebih dari dua, sehingga terjadi dua putaran," tutur Saiful.

Posting Komentar

0 Komentar