Fakta Baru Terungkap! Pengamat Politik Adi Prayitno Sebut Ganjar dan PDI-P Lebih Terima Publik Ketimbang Gerindra dan Prabowo


Wacana duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo dinilai lebih menguntungkan jika Ganjar menjadi calon presiden (capres), sedangkan Prabowo jadi calon wakil presiden (cawapres).

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, dari berbagai aspek, Ganjar dan partainya, PDI Perjuangan, lebih unggul ketimbang Prabowo dan Partai Gerindra.

 “Soal daya adaptasi dan penerimaan publik, dari segi kepartaian, dari figur, tentu PDI-P dan Ganjar jauh lebih diterima oleh publik, terutama dari angka-angka survei, ketimbang Gerindra dan Prabowo,” kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Menurut survei berbagai lembaga, Ganjar mengantongi elektabilitas kandidat capres tertinggi dengan angka elektoral tembus 30 persen.

Gubernur Jawa Tengah itu berhasil menggeser posisi Prabowo yang elektabilitasnya kini berada di urutan kedua, berbalapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

 Meski Prabowo lebih senior ketimbang Ganjar, kata Adi, seharusnya itu tak jadi penghalang buat keduanya bekerja sama.

“Saya kira senoritas itu tidak ada kaitannya dengan elektabilitas. Joko Widodo dengan Jusuf Kalla di 2014 jelas lebih senior JK, tapi menang. Pemilu 2019, Kiai Ma'ruf Amin jadi cawapresnya Jokowi, lebih senior, dan menang,” ujar Adi.

Selain itu, PDI-P, partai yang menaungi Ganjar, merupakan parpol pemenang pemilu dua kali berturut-turut.

 Pada Pemilu 2019 lalu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengantongi 27.053.961 atau 19,33 persen suara.

Jumlah tersebut jauh melampaui Partai Gerindra pimpinan Prabowo yang memperoleh 17.594.839 atau 12,57 persen suara.

 “Jadi lebih memungkinkan dan akan lebih memenangkan pertarungan sebenarnya kalau Ganjar capres, Prabowo cawapres. Kan begitu kalkulasi politik statistiknya,” kata Adi. Ganjar dan Prabowo pun disebut bakal saling melengkapi. Prabowo dinilai mampu menutupi kelemahan suara Ganjar di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten.

Sebaliknya, Ganjar unggul di sejumlah daerah yang tak dikuasai Prabowo seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

 “Dan dari berbagai simulasi kalau Ganjar dipasangkan dengan Prabowo Subianto tak ada lawan yang bisa sepadan dan bisa dipastikan bisa menang,” ucap Adi.

 Namun, wacana duet keduanya diprediksi terhalang kepentingan masing-masing parpol. Bagi Gerindra, Prabowo merupakan capres harga mati. Deklarasi pencapresan Prabowo telah diumumkan partai berlambang garuda itu jauh-jauh hari sebelum pendaftaran peserta pilpres, tepatnya Agustus 2022 lalu.

Sementara, sebagai penguasa dan satu-satunya partai yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, PDI-P enggan menempatkan kadernya "hanya" di kursi calon RI-2.

Terlebih, Megawati sebagai pimpinan tertinggi telah menyatakan bahwa partainya bakal mengusung capres dari kader sendiri.

“Problemnya yang jelas PDI-P dan Ganjar itu di atas Gerindra, di atas Prabowo. Apa mau PDI-P sebagai cawapres? Kan itu problem terbesarnya. Ini kan soal angka-angka, realistis,” tutur Adi.


Posting Komentar

0 Komentar