Ganjar Khawatir Terhadap Alih Fungsi Lahan Jateng, Sebab Reboisasi Selalu Gagal!


 
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyampaikan kekhawatirannya terhadap alih fungsi lahan di beberapa wilayah. Dia bahkan menyampaikan bahwa upaya reboisasi kerap gagal.

Hal itu disampaikan usai menghadiri rapat penanganan infrastruktur Jateng di Gedung Gradika, Jalan Pahlawan, Semarang. Alih fungsi lahan itu disebut berdampak pada sedimentasi sungai yang luar biasa.

"Kalau sedimentasi di kanal banjir 2021, sekarang 2023 sudah penuh lagi artinya itu bacanya gampang saja. Makanya saya minta daerah-daerah yang di atas, catchment area untuk hati-hati menjaga wilayahnya wabil khusus dalam menjaga tata ruang sehingga betul-betul konservasinya bisa berjalan," kata Ganjar, Rabu (8/3/2023).

Alih fungsi itu terjadi di beberapa wilayah misalnya di wilayah Semarang-Kabupaten Semarang dan wilayah Kudus-Pati. Ganjar menyebut upaya konservasi di Pati bahkan selalu gagal.

"Kemudian Pati dengan area di Kendeng ini yang coba kita pantau karena yang di sekitar Muria, Kudus sama Pati itu kita beberapa kali reboisasi kok tidak berhasil ya," jelasnya.

"Mesti melibatkan masyarakat, masyarakat menerima manfaat sekaligus menjaga," sambungnya.

Dalam rapat penanganan infrastruktur itu, Ganjar juga menyinggung soal alih fungsi lahan. Dia menyebut adanya lokasi pabrik semen yang berdampak pada dataran tinggi yang gundul.

"Dia sudah punya izin, gugatannya menang Pak , namanya PT SMS, Pak kalau belum tahu saya kasih tahu," kata Ganjar kepada perwakilan Pemkab Pati.

"Nah di tempat-tempat itu sekarang gundul, Kudus, Pati juga sama. Saya nderek titip sama kawan-kawan di tempat-tempat itu, ini problemnya sudah serius. Dua tahun ya sedimentasinya, padahal itu mahalnya minta ampun itu ngeruk itu," jelas Ganjar.

Posting Komentar

0 Komentar