Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), dengan memberikan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap ke berbagai tempat di Jawa Tengah.
Bantuan tersebut diberikan dengan harapan untuk lebih mengenalkan pemanfaatan EBT dan jadi stimulan bagi kelompok masyarakat untuk memulai transisi energi.
“Kami dorong pondok pesantren, ada sekolahan, ada tempat-tempat kelompok kegiatan masyarakat, kami kenalkan PLTS, agar mereka mulai belajar transisi energi yang kecil-kecilan dulu-lah,” ujarnya usai menyerahkan bantuan PLTS Atap di Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo, Jumat (3/3/2023), Kudus.
Selain Pondok Pesantren Darul Falah, saat itu Pondok Pesantren Al-Qur’an Arroudlotul Mardliyah II, Kudus, juga mendapat bantuan yang sama.
Gubernur mengatakan, pengembangan EBT terus dilakukan di Jawa Tengah, terutama karena masih mahalnya infrastruktur pendukung. Demi keberlanjutan alam, masyarakat harus tetap terus diberikan sosialisasi dan edukasi pentingnya EBT
“Tapi kami mulai kenalkan dengan cara pemerintah hadir sekaligus sebagai stimulan, tapi nanti kalau kenal, produksi mulai banyak, harapan kami nanti mulai terbiasa. Karena nanti kalau sudah masuk mobil motor listrik orang akan mulai terbiasa,” ujarnya.
Terkait bantuan PLTS Atap, perwakilan ponpes, KH Muh Jazuli mengaku gembira dengan bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut. “Santri di sini jumlahnya ada sekitar 1.000, putra dan putri. Kami sangat berterima kasih dan bersyukur diampiri. Semoga jadi berkah untuk kita semuanya,” ungkapnya.
Sebagai informasi, bauran EBT di Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada 2018, mencapai angka 10,82 persen, melampaui target yang dipatok di 10,32 persen. Pada 2022 lalu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah mencatat capaian bauran EBT sudah berada di angka 15,76 persen. Berdasarkan Perda Jawa Tengah No.12/2028, diharapkan bauran EBT pada 2050 bisa menyentuh angka 28,82 persen.
Sehubungan dengan penyerahan bantuan di Kudus, selain untuk pondok pesantren, Gubernur juga menyerahkan bantuan Pemerintah Provinsi Tengah kepada Pemerintah Kabupaten Kudus. Bantuan tersebut berupa RTLH untuk 39 orang senilai Rp780 juta, Bantuan Sarpras Desa untuk 218 titik lokasi senilai Rp26 miliar, dan bantuan Pengembangan Desa Wisata di tiga titik senilai Rp300 juta.
Total bantuan yang diberikan senilai Rp41,8 miliar. Kepada para penerima bantuan, Gubernur menegaskan bantuan keuangan tersebut dikelola sebaik mungkin. Integritas dan governance di desa dijaga sebaik mungkin.
“Tata kelola keuangannya mesti bagus kalau tidak tahu tanya. Kedua, juga saya minta tidak boleh ada yang potong (pungli), siapa pun, tidak boleh. Sehingga kalau ada yang motong, laporkan ke saya agar kami bisa menggunakan itu dengan benar,” tandasnya.
0 Komentar