Saring Air Hujan Jadi Layak Dikonsumsi! Ganjar Bakal Terapkan Gama Rain Filter Inovasi Alumni UGM di Jawa Tengah


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan dirinya ingin mengadaptasi teknologi instalasi pemanen air hujan yang digagas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Kalimantan Timur. Menurutnya, teknologi pengolah air hujan menjadi air bersih ini dapat membantu mengatasi kemiskinan di wilayahnya.

Ganjar yang juga merupakan Ketua Umum PP Kagama menjelaskan pihaknya membangun instalasi pemanen air hujan dengan teknologi empat saringan bernama GAMA Rain Filter. Alat ini disebut mampu mengubah air hujan menjadi air bersih yang bisa dikonsumsi.

Instalasinya sendiri menggunakan tiga komponen dasar, yakni filter yang ditempatkan paling tinggi untuk meraih air hujan, kemudian pipa yang terhubung sebagai tempat mengalirnya air, lalu tandon yang berfungsi sebagai penadah air tersebut.

Ganjar mengungkapkan sejauh ini teknologi dari UGM itu sudah dipasang di beberapa tempat. Di antaranya di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, SMPIT Istiqamah YPAITB Balikpapan, daerah Kecamatan Sepaku, hingga Desa Karya Jaya di Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Ini mau kita adopt nih di beberapa tempat yang memang sulit air di Jawa Tengah ya saya lagi genjot. Penanggulangan kemiskinan kan salah satu komponennya air bersih," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).

Ganjar menyebut teknologi instalasi pemanen air hujan merupakan salah satu solusi kekeringan bagi wilayah sulit air di Jateng. Ia optimistis jika air bersih dapat dijangkau masyarakat, maka angka kemiskinan akan menurun.

"Ketika PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) tidak bisa masuk, saya kira ini perlu dicontoh," imbuhnya.

Ia menambahkan teknologi ini tergolong murah dan terjangkau. Salah satu instalasi yang dipasang hanya menghabiskan Rp 3 juta dan manfaatnya akan dirasakan banyak masyarakat.

"Maka kemudian ada teknologi tepat guna, gampang banget, instalasinya sederhana, biaya ngga mahal dan kita tidak dibebani biaya royalti paten yang dimiliki UGM, kalau untuk sosial beres, ternyata beres," paparnya.

Ganjar juga berterima kasih kepada rekan-rekan KAGAMA yang telah memasang instalasi tersebut. Ia berharap teknologi itu nantinya dapat diadaptasi dengan lancar dan mengentas kemiskinan.

"Saya terima kasih kepada teman-teman UGM, terima kasih kepada Pemda Kaltim, KAGAMA yang guyub rukun migunani itu berjalan. Guyub dengan masyarakat, dengan anggota, dan migunani berguna untuk masyarakat dalam teknologi-teknologi tepat guna," ucapnya.

Sementara itu, Ketua KAGAMA Kaltim Didi menjelaskan kekeringan adalah masalah sosial yang kerap ada di Indonesia sepanjang tahun. Karenanya, Didi menyebut air hujan adalah anugrah yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan masyarakat.

"Sedangkan air hujan yang begitu sehat, begitu banyak karena daerah ekuator, kita tambah dengan alat filter yang memang menjadi paten UGM. Ini namanya GAMA Rain Filter yang air hujan itu disaring dengan tiga filter," jelasnya.

Sebagai informasi, angka kemiskinan di Jateng menurun setiap tahun di bawa kepemimpinan Ganjar. Pada September 2020, jumlah penduduk miskin Jateng sebanyak 4,119 juta orang (11,84%), lalu September 2021 turun lagi menjadi 3,934 juta orang (11,25%). Lalu pada Maret 2022, angka kemiskinan di Jateng kembali turun menjadi 3,831 juta orang (10,93%).

Posting Komentar

0 Komentar