Memperjuangkan kemerdekaan negara orang lain, tapi kalian semua menghancurkan impian anak bangsa”. Pernyataan yang sangat dalam dan sangat sinis ini keluar dari Hokky Caraka, salah satu pemain depan timnas Indonesia U-20. Ini diposting Hokky ketika acara drawing di Bali dibatalkan oleh FIFA.
Kemudian ketika Indonesia resmi batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, kembali Hokky bersuara di media sosial. Kali ini langsung di Instagram Ganjar Pranowo. Hokky meninggalkan komentar di sana, yang tentu saja jadi berita di banyak media. Hokky menulis : "MAKASIH BANYAK PAK, O IYA PAK KAMI TAU PAK NASIB BAPAK SUDAH TERJAMIN, MASA DEPAN BAPAK JUGA SUDAH BAGUSS, SEDANGKAN KAMI PAK? KAMI BARU MAU MERINTIS KARIS MENJADI LEBIH BAIK, TAPI BATU LOMPATAN KITA UDAH DI ANCURIN SAMA BAPAK” semua dengan huruf besar ya, diakhiri dengan tagar #mkshganjar_pranowo.
Kekesalan dan kemarahan yang gampang untuk dipahami. Karena kerja keras timnas Indonesia ini tidak sekedar dalam beberapa bulan saja, namun sudah tahunan ya. Cita-cita dan harapan yang memenuhi dada mereka seakan tidak ada artinya, ketika ada pejabat daerah yang tiba-tiba saja melanggar komitmen yang telah disepakati sebelumnya.
Sekitar 3 hari kemudian, Hokky sempat menyampaikan permintaan maaf lewat akun media sosialnya, kepada siapa pun yang tersinggung dengan pernyataannya itu. Semua pernyataan itu, kata Hokky, tidak lepas dari rasa kekecewaan, kekesalan, dan juga kesedihannya, setelah menerima kabar dan kenyataan telah batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Mungkin Hokky menerima saran dari Presiden Jokowi, yang meminta agar tidak saling menyalahkan, walaupun merasa kecewa dan sedih. Presiden juga meminta agar semua melihat ke depan, jangan melihat ke belakang, serta agar menjadikan hal ini pembelajaran yang berharga bagi kita semua. Itu pesan-pesan Presiden Jokowi ya. Bisa jadi Hokky menuruti apa kata Pak Jokowi, sehingga dia pun meminta maaf karena telah ngamuk di medsos. Walaupun saya kira para pecinta sepak bola tidak ada yang menyalahkan Hokky ya.
Yang tidak disangka-sangka adalah, ternyata kemudian Hokky memposting video dirinya dan Ganjar nampak akrab, tertawa bareng dan menyatakan sudah clear. Bahkan dalam video itu Hokky juga mengucapkan terima kasih kepada Ganjar, sesudah Ganjar menyebut Hokky sebagai anak hebat dan mengajak semuanya mendukung Hokky. Kabarnya saat itu mereka juga makan bareng.
Nah, ternyata, ketika Hokky meluapkan kemarahannya di komentar akun Instagram Ganjar waktu itu, Ganjar menuliskan jawaban, bahwa dia mengajak Hokky bertemu, karena Ganjar mau menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Artinya ketika suasana sedang panas-panasnya. Ketika waktu itu Ganjar sedang istilahnya itu “dirujak” oleh para netizen. Dimaki-maki, dicaci dan dihujat. Ganjar justru mengulurkan tangan, berusaha untuk merangkul pihak yang paling merasa kecewa, sakit hati, kesal, terzolimi gitu ya, oleh dirinya sendiri. Dan usahanya ini berhasil.
Bukan hanya Hokky, Wali kota Solo, Gibran, yang juga sangat nyelekit bicaranya ya, yang nyaring mengkritik Ganjar, pada hari Senin tanggal 3 lalu juga menemui Ganjar. Pertemuan itu berlangsung hangat dan akrab, seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Usai bertemu, kata Gibran mereka tidak ada bicara soal Piala Dunia U20. Gibran hanya menyebut bahwa sebagai bawahan, dirinya siap menjalankan perintah dari atasan, Pak Gubernur. Namun, besoknya, kepada media Gibran akhirnya mengungkapkan bahwa dirinya meminta maaf pada Ganjar karena beda pendapat. Foto Gibran bersalaman sambil menunduk kepada Ganjar pun beredar luas di media dan media sosial. Ganjar seakan mendapatkan “ampunan”, karena banyak netizen yang mendukung Gibran ketika dia mengkritik keras Ganjar.
Kemudian tentu saja, yang juga jadi ramai diperbincangkan di medsos adalah wawancara Ganjar dengan Najwa Shihab. Tahu lah ya gimana gaya Najwa ketika mewawancara, das des das des. Jangan disamakan dengan Merry Riana ketika mewawancarai Anies ya hehehe… Semua pasti ingat bagaimana Merry Riana iya iya saja ketika Anies ngomong, gak ada argumentasi sama sekali. Beda dengan Najwa ini ya.
Video mas Alif (link) sudah memaparkan banyak hal soal wawancara Ganjar oleh Najwa, silakan dilihat ya. Dan tentu saja video wawancara Najwa itu juga perlu dilihat, jika ada yang mau lihat bagaimana piawainya ilmu komunikasi seorang Ganjar Pranowo. Keseluruhan yang terjadi ya, dengan Hokky, dengan Gibran, dengan Najwa, adalah perwujudan atau pembuktian bahwa Ganjar ini sangat piawai dalam komunikasi politik. Mengalahkan Anies. Ini hebat ya. Saya yakin, jika Ganjar ketemu dengan Anies dalam acara debat, Ganjar akan menang. Kata-kata Ganjar jelas, tegas, teratur, logis, gak tipu-tipu, gak muter-muter. Ini memang gaya komunikasi Ganjar yang saya sukai ya. Ya, memang saya masih kesal dan kecewa dengan Ganjar, tapi saya pasti mengakui ketika Ganjar menunjukkan kualitasnya. Ganjar bisa mendekati generasi muda seperti Hokky dan Gibran. Ganjar tahu bagaimana caranya masuk dan beradaptasi dengan dunia generasi muda ini ya.
Di depan Najwa, Ganjar mengungkapkan dengan jelas bahwa langkah yang dia ambil itu bukan atas perintah Ketum PDIP, Ibu Megawati, seperti yang dituduhkan banyak pihak. Soal ini sebenarnya sudah dijelaskan oleh Sekjen PDIP sendiri ya. Tapi bukan berarti, apa yang dilakukan oleh Ganjar melanggar ideologi partai maupun konstitusi negara ini. Karena justru itu lah alasan utamanya. Untuk lebih lengkapnya silakan saja melihat videonya Najwa ya.
Poin saya dalam video ini adalah mengapresiasi upaya komunikasi Ganjar yang saya nilai sangat cemerlang, dan membandingkannya dengan Anies hehehe… Anies senyap ya, ketika ada situasi buruk yang menimpanya. Ketika terjadi kebakaran di Plumpang, yang menewaskan puluhan nyawa. Dan Anies dalam rekam jejaknya ternyata merupakan pihak yang memberikan izin pada warga untuk tinggal di sana, padahal tanah itu merupakan milik Pertamina. Setelah terjadi kebakaran, Anies diam, senyap, “sembunyi” di Australia. Tanpa ada mengucapkan duka cita terhadap para korban yang notabene merupakan orang-orang yang pernah dia pimpin sebagai gubernur. Anies gak berani berkomentar. Sangat jauh berbeda dengan Ganjar ya.
Saya yakin akan ada yang diperoleh Ganjar sebagai hasil dari upaya komunikasi yang sukses ini. Bisa jadi akan ada netizen yang memaafkan Ganjar, bahkan bisa juga ada tambahan pendukung yang bakal mempengaruhi angka elektabilitas Ganjar. Kita harus menunggu dulu survei elektabilitas dari lembaga yang kredibel ya. Sejauh ini belum ada update survei terbaru.
Saya sendiri? Saya masih menyesalkan langkah Ganjar yang bicara kepada media soal penolakan kedatangan timnas Israel. Ini juga poin yang disampaikan oleh Presiden Jokowi ya. Soal adanya komitmen yang dilanggar oleh kepala daerah. Dan bahwa Presiden Jokowi tidak mau mencampuradukkan urusan olahraga dan politik. Poin ini sama persis dengan apa yang disampaikan pihak Palestina dan pihak Israel sendiri. Duta besar Palestina untuk Indonesia juga menyatakan hal serupa, bahwa FIFA itu punya aturan sendiri, yang juga diikuti oleh Palestina. Kemudian juru bicara Kementrian Luar Negeri Israel, juga menyatakan bahwa olahraga tidak boleh dipengaruhi oleh politik.
Artinya, prinsip ini, tidak mencampuradukkan olahraga dan politik, merupakan prinsip dasar yang diakui secara internasional. Di sini Presiden Jokowi memperlihatkan bahwa beliau adalah seorang negarawan, yang tahu betul bagaimana caranya agar Indonesia ini punya reputasi bagus dan dipercaya kredibilitasnya di kalangan dunia. Sayangnya, Ganjar tidak ngobrol dulu sama Pak Jokowi sebelum mengungkapkan penolakan terhadap timnas Israel di media. Saya kira Ganjar juga harus melihat ini sebagai pembelajaran bagi dirinya, terutama terkait dengan urusan nyapres di 2024 ya. Kalau mau punya inisiatif dalam isu politik, maka harus terlebih dahulu didiskusikan dengan Presiden Jokowi. Sayang sekali jika Ganjar sampai terpeleset dan punya rekam jejak yang buruk, hanya gara-gara kurang konsultasi dengan Pak Jokowi. Kura-kura emang juara!
0 Komentar