Ganjar Tolak Israel Bukan Instruksi Bu Mega Tapi Sadar Ideologis-Historis


Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan penolakan terhadap Israel bermain di Indonesia dari para kader PDI Perjuangan bukan atas perintah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Diketahui, sejumlah kader PDI Perjuangan seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster menolak Israel bermain di Indonesia saat Piala Dunia U-20. Hal ini menuai polemik yang akhirnya FIFA membatalkan Indonesia jadi tuan rumah.

"Pak Koster, Pak Ganjar, dan juga kader-kader PDI Perjuangan yang lain telah menunjukkan sikapnya yang kokoh secara ideologis dan itu muncul dari kesadaran terhadap sejarah, kesadaran terhadap apa yang terjadi di dunia internasional," kata Hasto, saat konferensi pers di kawasan GBK, Jakarta, Kamis (30/3).

Hasto mengatakan pihaknya juga telah membaca serangan-serangan yang ditujukan netizen kepada Ganjar dan Koster. Menurutnya, itu adalah salah satu bagian dari dinamika.

"Suatu ujian-ujian agar pemimpin-pemimpin Indonesia memang kokoh di dalam prinsip berdasarkan suatu sejarah yang benar," ucapnya.

Sebelumnya Ganjar menegaskan, sikap penolakannya tersebut merupakan sikap seorang kader PDI Perjuangan dan sesuai prinsip dan amanat Presiden ke-1 RI Ir Sukarno untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.

"Sebagai kader PDI Perjuangan, saya memegang teguh amanat Bung Karno untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina yang telah disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok, dan Conference of the New Emerging Forces," kata Ganjar.

Gubernur Bali I Wayan Koster juga menyampaikan penolakan terhadap Timnas Israel untuk bertanding di Pulau Dewata. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai kepala daerah, menghormati institusi, dan mengikuti arah pemikiran politik Presiden Indonesia Soekarno.

"Mengenai sikap penolakan saya atas kehadiran Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Bali, merupakan wujud tanggung jawab saya sebagai Gubernur Bali, yang saya pertanggungjawabkan secara Niskala-Sakala, karena didasarkan pada hal yang prinsip terkait kemanusiaan, sejarah dan tanggung jawab pergaulan antar bangsa, dan aspirasi masyarakat ke FIFA," katanya.


Posting Komentar

0 Komentar