Pilpres 2024 nanti, kayaknya gak menunjukkan tanda-tanda pilpres bakal adem. Selagi kadrun dan kelompok intoleran ikut masuk ke dalam, keributan akan terus ada.
Baru beberapa hari setelah Ganjar resmi dicapreskan oleh PDIP, para kadrun dan buzzer-buzzer tukang gaduh itu mulai bergerilya di medsos dan bikin ulah. Baru aja dicapreskan, udah banyak yang mirip cacing kepanasan.
Sebelum itu saya mulai dulu dengan satu isu yang cukup meresahkan.
Di medsos, ada beredar satu video yang menayangkan data yang dihack oleh Bjorka. Salah satu data yang diklaim dibobol adalah data KPU hasil Pemilu 2024. Narasinya berupa pertanyaan, pemungutan suara belum dilakukan tapi hasilnya sudah ditentukan? Ujung-ujungnya kalian udah tahu lah, salahkan rezim pemerintah yang membabi buta.
Sekarang kita lanjut ke Gibran. Gibran ternyata jadi korban keganasan kadrun. Jadi ada satu cuitan dari Gibran yang ditanggapi oleh satu akun. Dia membalas dengan memanggil Gibran dengan sebutan turunan PKI Solo. Lalu dia lanjutkan dengan lima poin Pancacina. Saya gak mau bahas di sini karena sensitif dan gak mau kasih panggung ke orang ini.
Biasanya Gibran selalu santai tanggapi komentar netizen. Sering kali cuitannya kreatif dan lucu. Tapi kalau Gibran kesal, artinya ini udah keterlaluan.
Masa isu PKI diungkit lagi?
Gibran minta orang itu agar beritahukan ke korlap bahwa serangan kayak gitu udah pernah dilakukan pada 2014 dan 2019, tapi tetap kalah juga dan masyarakat gak simpatik.
Ini pasti ada kaitannya dengan Jokowi yang dulu pernah dikatai keturunan PKI, orangtuanya Cina dan banyak lagi fitnah-fitnah sampah. Mungkin karena Gibran anak Jokowi, otomatis isu PKI dipakai lagi untuk menyerang keluarganya.
Memang kadrun itu keterlaluan bodohnya. Memang benar kata sebagian orang, jadi kadrun itu cuma satu syaratnya: bodoh. Cuma itu syaratnya, lebih gampang dari syarat pinjam uang ke pinjol. Mereka diarahkan untuk menjaring sesama kadrun lewat narasi-narasi bodoh.
Diiming-imingi lahan sepetak di surga, mereka percaya. Dijanjiin nasi bungkus, mereka mau-mau aja. Disuruh sebarkan hoax, mereka gak mikir panjang.
Sekarang kita lanjut ke Ganjar. Sebenarnya ada beberapa isu yang masih menempel di Ganjar. Bagi sebagian orang, ini dipermasalahkan dan digoreng.
Salah satunya soal pernyataan Ganjar soal menonton film porno. Inilah yang jadi bahan serangan yang gak ada habis-habisnya. Jujur aja, ini serangan yang sangat gurih karena dikaitkan dengan moral. Dari dulu aja udah banyak narasi tolak Ganjar karena suka nonton yang begituan.
Saya penasaran aja sih apa komentar mereka tentang satu orang yang pernah ketahuan chat mesum lalu kabur ke luar negeri. Mungkin mereka anggap itu gak masalah ya. Kalau kelompok sendiri mesum, gak masalah.
Baru-baru ini ada editan foto di mana Ganjar disebut bermesraan dengan Maria Ozawa. Ini benar-benar brutal sih. Memanfaatkan isu yang dulu kemudian dibikin hoax yang sesuai.
Bahkan ada juga foto Ganjar yang berpelukan dengan istrinya sendiri saat ikut ajang lari maraton di Borobudur. Tapi kadrun bikin narasi tendensius, bilangnya Ganjar peluk wanita muda lah, peluk wanita bukan istrinya lah. Mereka mau bikin persepsi Ganjar itu mesum.
Bukan cuma itu, ada banyak lagi foto-foto editan yang sejenis, yang menggambarkan Ganjar itu gak layak jadi pemimpin.
Pemilu masih lumayan lama, 14 Februari 2024. Capres dan cawapres masih belum fixed, masih banyak drama. Masa kampanye aja belum dimulai. Debat capres aja belum digelar. Tapi para kadrun dan kelompok intoleran langsung tancap gas bikin perpecahan. Ini saya rasa, biadab sekali. Kalian pasti tahu mereka ini dukung siapa.
Makanya saya katakan, selama mereka masih ada, pemilu sampai kapanpun gak akan adem. Panas melulu. Mereka selalu mancing agar terjadi adu jotos, adu domba, adu mulut.
Makanya, opsi paling bener supaya pilpres adem dan aman sentosa adalah menyingkirkan yang mereka dukung. Mereka dukung siapa, maka yang didukung itu gak usah ikutan pilpres. Mereka itu cuma bikin orang-orang makin bodoh dan makin benci dengan sesama anak bangsa.
Berharap stop polarisasi dan politik identitas? Gimana bisa kalau mereka masih tumbuh sumbur? Mereka yang mulai bikin ulah duluan. Diminta bertarung dengan gentleman, mereka maunya kayak preman barbar. Baru aja Ganjar resmi jadi capres, hoax mulai bertebaran.
Gibran aja jadi korban padahal gak ikutan pilpres. Kalau dia ikut pilkada atau pilpres, dia pasti bakal alami apa yang dialami Jokowi. Difitnah dan jadi korban Kampanye hitam.
Sebagai penutup, jangan sampai kelompok yang terburuk memimpin negara ini. Kalau mereka gak segan-segan bikin keributan demi menang, maka suatu hari nanti mereka bakal melakukan yang lebih gila demi mempertahankan kemenangan itu.
Bagaimana menurut Anda?
0 Komentar