KSP Ungkap Dulu Demokrat Dukung Kenaikan Harga BBM, Kini Kok Tiba-tiba Ditolak


Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menyindir sejumlah pihak yang kini bersikap menolak kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tapi dulu sempat mendukung penyesuaian harga BBM.

Hal itu ia sampaikan merespons sindiran AHY sindiran Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan pemerintah saat ini menggunakan BLT, tapi sempat mengkritik saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat.

"Dulu dukung penyesuaian harga BBM, tapi sekarang menolak. Ada juga yang dulu menolak dan sekarang menerima. Lebih baik kita diskusi sesuai dengan situasi dan tantangan yang ada," kata Abraham dalam keterangannya, Kamis (16/9).

Abraham lantas mengutip laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2022 kini tengah terjadi tiga krisis global secara bersamaan, yakni krisis energi, pangan dan keuangan.

Abraham mengatakan kondisi krisis ini telah berdampak pada 107 negara. Sehingga membuat 553 juta orang jatuh miskin dan 215 juta orang mengalami kelaparan.

"Indonesia termasuk salah satu negara yang terdampak, apalagi sejak tahun 2004 Indonesia menjadi negara net importir minyak," kata Abraham.

Abraham menjelaskan tujuan utama diberikannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM untuk meringankan beban 20,65 juta keluarga miskin. Baginya, perlindungan kepada kelompok miskin dan rentan harus diutamakan.

"Kita harus lindungi mereka dari dampak krisis energi, krisis pangan, dan krisis keuangan global," kata Abraham.

Sebelumnya, AHY sempat menyindir pemerintahan saat ini justru menggunakan kebijakan BLT. Di sisi lain, saat SBY menjabat presiden dihujat habis-habisan karena mengeluarkan kebijakan BLT.

"Dulu dihina-hina BLT kita. 'Apa itu BLT, hanya untuk menghamburkan uang negara?' Dibilang kita tak punya cara lain. Padahal itulah cara yang bijaksana untuk membantu rakyat miskin," kata AHY dalam pidatonya di Rapimnas Partai Demokrat kemarin.


Posting Komentar

0 Komentar