Demi Mendukung Ketahanan Pangan di Jawa Tengah, Ganjar Optimalkan Pemanfaatan Lahan Tidur!!!


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Kapolda Jateng Ahmad Luthfi, Pangdam IV Diponegoro Widi Prasetijono dan Perum Perhutani menjalin kemitraan penanaman jagung. Hal ini dilakukan dalam rangka diversifikasi lahan guna mendukung ketahanan pangan daerah.

Penanaman jagung tersebut dilakukan pada lahan seluas 475 hektare di Petak 49 F, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Kegiatan yang diselenggarakan Satgas Pangan Jateng itu turut diikuti jajaran Forkopimda serta ratusan petani jagung.

"Kita bisa memanfaatkan lahan punya Perhutani yang menurut saya bisa mempercepat komoditas yang ada. Kalau hari ini jagung, nanti di tempat lain kita sesuaikan dengan yang lain," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Selasa (24/1/2023).

Ganjar menjelaskan Jateng selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Banyak komoditas pangan negara yang diproduksi Jateng, termasuk jagung.

Untuk jagung di Jateng, sambung Ganjar, hingga bulan September 2022 produksinya telah mencapai 3.047.712 ton.

Untuk semakin memperkuat ketahanan pangan, Ganjar menginstruksikan agar lahan-lahan tidur yang selama ini kurang dari sisi kebermanfaatannya didorong menjadi lahan subur dan produktif untuk memproduksi jagung serta tanaman jenis lainnya.

Ganjar menuturkan selain memperbanyak lahan produktif untuk pangan, pemanfaatan lahan juga dapat meningkatkan perekonomian daerah. Terlebih bagi masyarakat pedesaan yang banyak mencari mata pencaharian sebagai petani.

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan jika lahan-lahan produktif di Jateng dapat dimanfaatkan secara optimal oleh petani, maka tinggal pemerintah, perusahaan dan off taker lainnya yang bergerak untuk membeli hasil pertanian daerah.

"Maka kalau hari ini kita bisa menanam dan perusahaan swasta siap jadi off taker, selanjutnya kita bisa me-manage untuk kebutuhan yang sifatnya lokal, biasanya paling tinggi untuk pakan ternak," imbuhnya.

Ganjar juga mengingatkan untuk tidak asal-asalan dalam melakukan penanaman. Ia menambahkan lahan dengan tingkat kemiringan tinggi dan sudah ditanami pepohonan tidak boleh ditebang. Sebab, pohon yang ditanami Perhutani sebelumnya itu berfungsi sebagai penahan longsor dan banjir jika terjadi hujan dengan tingkat intensitas tinggi.

"Sambil kita memperbaiki kondisi, umpama daerah dengan lahan kemiringan tinggi harus ditahan betul. Jadi pohon-pohon yang sudah ditebang, akarnya jangan dicabut karena itu cukup bisa menahan banjir sampai penanaman dari Perhutani berikutnya," tandasnya.

Sebagai informasi, pada peringkat Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian tahun 2021 Jateng menjadi provinsi terbaik kedua nasional di bawah Bali dengan nilai IKP 83,72 atau berkategori Sangat Tahan.

Posting Komentar

0 Komentar