Demi Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar Santri, Ganjar Pranowo Hadirkan Listrik Tenaga Surya untuk Pondok-pondok Pesantren di Jateng!!!


Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pondok pesantren mampu menghemat pengeluaran biaya listrik hingga 40-50 persen.

Ketika menjadi salah satu co-chair Civil20 (C20 Indonesia) di Bali pada 2022 lalu, Ganjar Pranowo menyampaikan, pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Tengah terus dioptimalkan.

Sebab banyak sumber energi potensial yang bisa dimanfaatkan di Jateng. Dari mulai panas matahari, gas rawa, geothermal, angin, hingga air.

Saat itu Ganjar diundang Institute for Essentiol Services Reform (IESR) dan diminta untuk membagikan keberhasilan pengembangan energi terbarukan karena provinsi yang dipimpinnya menjadi percontohan nasional dalam pengembangan EBT.

Pengembangan EBT yang sudah lama dimaksimalkan di Jateng adalah tenaga surya. Salah satu rintisannya yakni PLTS Atap. Setelah sebelumnya kantor-kantor pelayanan dan kesehatan yang dipasang PLTS atap, kini semakin meluas merambah pondok-pondok pesantren.

Hingga saat ini, sedikitnya sudah ada sepuluh pondok pesantren di Jateng yang merasakan manfaat hadirnya listrik tenaga surya yang digagas Ganjar Pranowo.

Pria rambut putih ini menyadari, salah satu problem yang kerap dihadapi pihak penyelenggara pondok pesantren adalah besarnya komponen biaya listrik. Namun persoalan itu sekarang pelan-pelan bisa terselesaikan. Sebab dihadirkannya PLTS Atap di pondok pesantren mampu menghemat pengeluaran biaya listrik hingga 40-50 persen.

Anggaran listik pun kemudian bisa dialihkan untuk pemberdayaan ekonomi santri. Dengan langkah Ganjar ini, peluang pesantren melahirkan santri-santri yang hebat kian terbuka lebar.

Diceritakan Ketua Ponpes Tanbihul Ghofilin Banjarnegara, Ahmad Muhid Dwi, PLTS bantuan Ganjar tersebut dipasang di struktur bangunan rooftop aliran listrik yang tinggi dan dapat menghasilkan daya 10.000 Kwh. Daya listrik yang dihasilkan itu digunakan untuk kebutuhan air bagi kegiatan para santri.

Ia pun merasakan manfaat yang besar dengan adanya PLTS atap ini.

“Satu bulan biasanya pembayaran yang harus kita topang Rp2,4 juta sampai 2,6 juta. Kini sejak ada PLTS kami hanya membayar Rp1,2 juta, dan kalau cuaca terang hanya Rp1,1 juta juga sudah pernah," paparnya seperti dilansir dari Tribunnews.

Salah satu keuntungan Indonesia sebagai negara tropis adalah sinar matahari yang cenderung stabil. Terlebih di Jawa Tengah. Potensi ini pun dimanfaatkan Ganjar Pranowo dan jajarannya di Dinas ESDM Jawa Tengah dengan mengembangkan PLTS  untuk kesejahteraan masyarakat.

Bahkan pada 2019, Ganjar sudah menginisiasi bahwa Jateng menjadi provinsi surya pertama, atau Central Java Solar Province.

Dihadirkannya PLTS pondok pesantren ini juga merupakan wujud nyata atas komitmen tersebut.

Diketahui, selain Ponpes Tanbihul Ghofilin di Banjarnegara, beberapa pondek pesabtran lain yang sudah memanfaatkan PLTS Atap ini adalah Ponpes Sabilul Khoirot Tengaran di Kabupaten Semarang, Ahmad Dahlan Kabupaten Tegal, Al Iman An Nawawi Al Islami Kab. Tegal, An Nawawi Purworejo, Riyaddusholihin Sukoharjo,

Kemudian Ponpes Darrusalam Kab Semarang, Amanah Umah Mojolaban di Sukoharjo, Ponpes Al Utsmani Kabupaten Pekalongan, serta Ponpes Al-Kahfi Kabupaten Jepara.

Posting Komentar

0 Komentar