Jelaslah! Ganjar Bakal Sulit Tinggalkan PDIP Meskipun Tak Dapat Tiket Capres, Sebab Politikus Rambut Putih Sangat Dekat dengan Megawati


Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho menilai Ganjar Pranowo sulit meninggalkan PDI Perjuangan walau nanti dirinya tak mendapat restu dari partai politik tersebut untuk maju  pada Pilpres 2024 mendatang.

Catur Nugroho menegaskan, salah satu alasan Ganjar Pranowo sukar meninggalkan PDI Perjuangan lantaran Gubernur Jawa Tengah itu terlampau dekat Megawati Sokarnoputri yang menjadi ketua umum PDI Perjuangan. Keputusan meninggalkan parpol tersebut dinilai bakal menjadi beban tersendiri buat Ganjar.

"Ganjar memang harus izin ke PDIP dan Megawati, tetapi akan sulit keluar," kata Catur.

Apalagi sebelumnya, Ganjar menceritakan sejarahnya bergabung ke PDI Perjuangan. Ia mengatakan menjadi bagian dari partai berlogo banteng itu sejak 1992.

"Saya itu sudah gabung dengan PDI sejak tahun 1992, saat saya masih mahasiswa di Jogja. Waktu itu masih PDI, belum PDIP. Saya sudah mulai ikut kampanye, bertemu Suryadi, Pak Kwik, dan lainnya, nggak pernah saya lupakan," kata Ganjar dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).

Kecintaannya pada PDIP berlanjut saat Ganjar merantau ke Jakarta. Ganjar menuturkan dulu sering main ke rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.

"Tahun 1999 saya ke Jakarta, saat itu saya bukan siapa-siapa. Karena senang dengan PDIP, jadi saya sering main ke rumah Ibu Megawati di Kebagusan. Setiap sore saya nongkrong dengan teman-teman di Kebagusan. Dan kalau nongkrong ya di dapurnya Ibu Megawati itu," kenang Ganjar.

Ternyata kebiasaan nongkrong di dapur Megawati itu membuat Ganjar mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman tentang politik. Ia sering bertemu dengan Taufiq Kiemas, dan ngobrol tentang politik. Ganjar memang mengakui dekat dengan suami Megawati Soekarnoputri itu.

"Ya selama saya nongkrong di dapur bareng teman-teman, Mas Taufiq datang. Biasanya beliau absen, kamu datang ke sini ongkos bus habis berapa. Misalnya Rp 100 ribu, kemudian Mas Taufiq memberi Rp 50 ribu. Saya tanya kenapa dikasih dan hanya separuh. Beliau menjawab, 'Njar, begini caranya gotong royong'. Itu salah satu pelajaran dari Mas Taufiq yang selalu saya ingat," ungkap Ganjar.

Saking seringnya nongkrong di dapur Megawati, Ganjar hafal betul masakan paling enak dari Presiden RI ke-5 itu adalah mi rebus. Setiap ia datang bersama teman-temannya, selalu makan masakan itu.

"Bahkan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) itu setiap malam datang ke rumah Ibu. Setiap jam 10 malam, Gus Dur selalu minta dibuatkan mi instan dan dobel," sebut Ganjar.

Posting Komentar

0 Komentar