Jokowi = Ganjar, Ganjar = Jokowi. Keduanya Sama-Sama Pemimpin yang Selalu Memprioritaskan Kepentingan Rakyat, Bukan Lainnya!


Mengenakan pakaian batik berlengan panjang, plus celana halus berbahan kain warna hitam senada dengan sepatu kulitnya. Begitulah outfit sederhana Ganjar, kala bersambang ke istana kepresidenan. Batik memang telah mendominasi busana Ganjar, mungkin juga sudah menjadi ciri khas seorang Ganjar ketika tampil di hadapan publik.

Melalui unggahannya di media sosial, Ganjar terlihat mesra dengan Sang Presiden Jokowi. Semburat senyuman manis yang keduanya saling lempar satu sama lain, benar-benar menyiratkan suatu pertanda baik.

Besar kemungkinan, jika dipanggilnya Ganjar di kediaman Presiden Jokowi lantaran untuk merealisasikan program pembangunan berkemajuan di sekitaran Candi Borobudhur. Sebagaimana dengan yang dimaksud Ganjar ketika menghadiri Hari Raya Waisak yang digelar di Borobudhur awal Juni lalu. Terdapat mimpi-mimpi besar yang sejak lama di inginkan oleh masyarakat. Misalnya, Borobudhur menjadi pariwisata kelas dunia serta dijadikan tempat ibadah bagi umat Budha di seluruh dunia.

Dan benar saja, keperluan Ganjar yang di panggil ke istana salah satunya untuk membahas perihal penataan kawasan Borobudhur, sebagai cagar budaya nasional hingga warisan budaya dunia.

Sebagai pewaris kebudayaan, sudah sepantasnya kita bersama-sama saling melestarikan peninggalan-peninggalan nenek moyang guna menjaga keberagaman yang ditinggalkannya. Jangan sampai keanekaragaman milik Indonesia, di klaim oleh negara lain.

Seperti halnya batik, yang dulu sempat diklaim oleh negara tetangga, yakni Malaysia. Namun akhirnya UNESCO telah menetapkan, bahwasannya kepemilikkan batik adalah di Indonesia. Oleh sebab itu, kita sebagai pewaris bangsa wajib untuk menjaga semua peninggalan yang ada.

Dan itulah yang saat ini tengah diupayakan oleh Jokowi sebagai Kepala Negara, menggerakkan semua jajarannya agar turut serta dalam mengelola peninggalan nenek moyang, misalnya Candi Borobudhur tadi.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi meminta kepada seluruh pihak terkait seperti kementrian, baik Provinsi hingga Kabupaten/Kota agar segera melakukan percepatan PSN (proyek strategis nasional). Selain heritage, keberadaan Candi Borobudhur memanglah memiliki historis besar serta berpotensi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitarnya.

Bukan sekedar Candi Borobudhur saja yang menjadi konsen Jokowi. Melainkan sang empu negeri juga menyoroti candi lainnya, seperti Prambanan yang letaknya tak begitu jauh dengan Borobudhur.

Presiden Jokowi juga pernah mengulik seputar eksistensi Candi Prambanan. Beliau banyak menaruh harap agar keberadaan candi beraliran agama Hindu tersebut terus dikembangkan, guna membangun kemajuan bangsa. Candi Prambanan maupun Borobudhur, keduanya telah sama-sama mendapat pengakuan dari UNESCO, sebagai mahakarya yang mampu membuktikan tentang betapa unggulnya bangsa Indonesia ini di masa lalu.

Pun dengan Ganjar yang berusaha merawat kebudayaan peninggalan para leluhur. Seperti halnya cara Ganjar dalam memberlakukan seluruh ASN di Jateng untuk mengenakan pakaian adat nusantara setiap hari Kamis. Itulah salah satu bukti kecintaan Ganjar terhadap budaya yang telah ditinggalkan.

Dan ternyata, langkah yang ditempuh Ganjar dalam menjaga nilai kebudayaan tersebut juga di ikuti oleh beberapa daerah lainnya. Mereka (daerah lain) turut menerapkan kebijakan serupa dengan apa yang dilakukan oleh Ganjar. Begitulah gambaran singkat mengenai usaha Ganjar dalam menjaga serta melestarikan kebudayaan di Indonesia.

Mengingat perihal pertemuan Ganjar dan Jokowi di istana, diriku sempat menerka-nerka, bahwasannya pertemuan Jokowi maupun Ganjar akan terhenti setelah selesainya rapat terbatas itu, namun ternyata dugaanku salah.

Usai rapat, justru Jokowi dan Ganjar kembali terlihat tengah duduk berdua di sebuah meja makan berbentuk bulat. Di atas meja tersebut, lengkap dengan sajian makanan beraneka ragam. Salah satu jenis hidangan yang berhasil mencuri perhatianku ialah krupuk didalam sebuah toples bening.

Sekelas Presiden saja masih mengkonsumsi krupuk loh. Artinya, krupuk memanglah sudah menjadi makanan pendamping bagi semua masyarakat, tak peduli kasta, jabatan, gelar ataupun tetek bengek lainnya.

Sepertinya Ganjar memang tak salah dalam memilih mentor selama berada dalam pemerintahan. Sosok Jokowi lah, mentor dari segala mentor yang ada. Berkaca dari Jokowi yang tidak terbang kala dipuji, tidak tumbang saat dihina, serta tetap berjuang meski di fitnah.

Kala memandangi potret kedamaian antara Jokowi dan Ganjar, membuatku semakin terhanyut lantaran terbawa arus kemesraan yang keduanya tumpah ruahkan. Rasa cinta dan bangga nampak bercampur menjadi satu dalam relung jiwaku.

Disaat parpol lain tengah disibukkan dengan masalah copras-capresnya, justru Jokowi dan Ganjar terlihat harmonis disetiap waktunya. Bahkan, disaat parpol lain tengah tersandung masalah hingga mengakibatkan keluarnya banyak kader, justru Jokowi dan Ganjar semakin intens dalam membicarakan pentingnya komunikasi antar parpol.

Mungkin setelah menyeruaknya momen indah antara Jokowi dan Ganjar yang kian lekat, sudah pasti akan banyak mengundang kegaduhan dari segelintiran oknum yang tak suka dengan potret membahana ini.

Aku yakin, jika saat ini pasti mereka tengah membangun strategi guna mengkaramkan kapal Jokowi dan Ganjar.

Begitulah politik, sangatlah menggelitik. Bukannya berkompetisi secara sehat, tapi mereka malah berusaha menjatuhkan lantaran perasaan iri dan dengki yang telah menjangkiti dalam hati mereka.

Kendati demikian, Ganjar tak akan pernah terpancing dengan ke-arogansian mereka yang berambisi untuk menghabisinya. Justru Ganjar akan semakin gencar dalam menjaga perdamaian demokrasi yang menyehatkan.

Jokowi = Ganjar, Ganjar = Jokowi. Keduanya sama-sama pemimpin yang selalu memprioritaskan kepentingan rakyat, bukan lainnya. Bahkan kepentingan keluarganya pun mereka tinggalkan, semua demi siapa? Jelas, hanya demi rakyat semata.

Posting Komentar

0 Komentar