Setelah wisuda itu waktu istirahat yang tepat sekaligus tidak tepat bagiku. Lhoh, why? Gini lho, guys. Kadang kita itu diburu waktu, time is money and knowledge guys. Kalo kamu nggak segera berburu usaha atau pekerjaan baru, otakmu yang masih freshgraduate itu keburu expired.
Wong yang sudah nyicil cari kerja sebelum wisuda saja belum karuan dapat kerja langsung kok, apalagi yang mau leha-leha duluan. Keburu dipatok ayam gitu rejekinya, guys. Makanya, sejatinya kita hidup itu penuh kompetisi, penuh perjuangan.
Sama halnya dengan politisi negeri ini yang full kesibukannya. Di sana ada Ganjar Pranowo, yang sedang hilir-mudik perjalanan dinas ke berbagai provinsi. Sampai-sampai ada yang julid juga lho, begini kira-kira “Ganjar itu kok ada dimana-mana to?”.
Ehe… jangan salah kawan setelah ditelusuri dari berbagai sumber, keberadaan gubernur Jawa Tengah dalam acara besar yang kebetulan diadakan di beda-beda provinsi itu karena adanya undangan.
Jadi kedatangannya Ganjar dalam setiap acara akbar itu legal sebagai tamu mewakili provinsinya.
Dan yang bikin geger haters Ganjar itu, di setiap Ganjar OTW atau keluar sekedar makan atau melakukan rutinitas lari paginya, selalu aja ada warga yang mendekatinya. Entah hanya sekedar menyapa, berjabat tangan, berswafoto atau malah ngajakin ngobrol. Hihihi.
Memangnya Ganjar itu punya magnet apa sih kok bisa menarik mereka untuk mendekatinya? Padahal dia cuma diam lho.
Hal itu terjadi di setiap kunjungannya di provinsi ketika menghadiri acara besar. Yang terbaru ada harlah NU di Sidoarjo, peringatan hari pers di Medan, Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, dan beberapa waktu lalu di Sumatera Utara dalam acara pengukuhan, Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Muryanto Amin. Jangan salah, kehadiran Ganjar itu karena layangan undangan dari sohib jauhnya itu.
Di luar acara, lagi-lagi potret Ganjar dikelilingi warga menjadi topik panas untuk barisan haters. Terus yang begini salah siapa?
Ya jelas salah haters, ngapain orang baik macam Ganjar itu dibenci?
Selain memenuhi undangan, Ganjar Pranowo juga kerap menghampiri sobat atau kenalannya untuk bersilaturahmi atau memenuhi urusan lain.
Seperti halnya kemarin saat di Balikpapan. Mumpung sedang berada di provinsi Kaltim, ia menghampiri gubernur di sana, Isran Noor, yang akan menikahkan anaknya, maka sekalian Ganjar datang jagong gasik. Gubernur satu itu memang menjunjung tinggi keefisienan waktu.
Orang nomor satu di Jateng itu sudah kayak artis saja, kemana-mana pasti ada yang ngeroyok. Yang awalnya tidak kenal pun merasa gathuk dengannya. Memang dasarnya Ganjar itu punya magis perekat yang kuat, sudah pas banget gitu kalau mau dinyanyikan lagunya Tulus yang Jatuh suka, hehehe.
Kalau warga ditanya satu-persatu apa alasan mereka bisa mengagumi sosoknya, jawaban terbanyak pasti karena gubernur Jateng itu friendly nya kebangetan. Nah beda lagi nih sama pengibul ulung macam Anies Baswedan, yang sedang gencar melakukan kampanye keliling Indonesia.
Kedatangannya ke setiap provinsi harus ada koar-koar dahulu biar warga pada tahu dan mempersiapkan sambutan untuknya. Nah jika mereka tidak tertarik dengan kunjungan capres yang diendorse Nasdem itu, baru para tim akan mengeluarkan jurus praktisnya, pakai doorprize dong. Hahaha.
Sorry kawan memang begitu adanya, aku nggak buat-buat lho.
Dari kegiatan safari keduanya itu memang sangat berbeda jauh, tapi banyak asumsi aneh hingga menimbulkan fitnah, terutama yang sumbernya dari the kadruns itu. Hampir semuanya yang dibawa gerombolan mereka itu berisi hoax.
Salah persepsi itu terletak pada Anies yang diagung-agungkan sebagai capres, lalu muncul pula tanda tanya, mengapa Ganjar ada di setiap acara besar yang terselenggara di berbagai provinsi.
Dari uraian di atas, semua sudah terjawab. Jika Anies adalah pengangguran yang suka buat acara, sedangkan Ganjar itu sebagai kepala daerah yang sedang menjalankan amanah.
Sama halnya saat the kadruns itu membanggakan Anies ketika berada di forum luar negeri, padahal hanya sebagai pembicara saja no more. Lihat Ganjar itu, bertemu orang-orang penting negeri ini untuk membicarakan negara dan paling penting bagaimana caranya rakyat itu sejahtera.
Jadi gimana, sudah terang belum safari keduanya ini bertujuan untuk apa dan atas dasar apa? Bahkan sampai saat ini saja KPU masih ngurusi sengketa wacana penundaan pemilu. Eh, Anies sudah pamer diri aja, tapi mohon maaf itu yang dipamerin apa, aku juga nggak ngerti. Well, we’ll see later.
So, dari tumpukan jerami itu bisa kuambil kesimpulan bahwa anies ini cocoknya cuma jadi rektor karena kelihaiannya berbicara. Beda lagi dengan Ganjar yang sudah pas sekali proporsinya sebagai pemimpin, berbicaranya oke dan realisasi dalam tindakannya pun sudah tidak perlu diragukan.
Masih kurang bukti? Coba lihat DKI Jakarta bersama Anies Baswedan dan Jawa Tengah bersama Ganjar Pranowo, pasti kamu akan tahu mana pemimpin yang sebenarnya dari dua orang itu.
0 Komentar