Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan satu mobil mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) rata-rata 1.500 liter per tahun, sedangkan motor 305 liter per tahun.
Kebutuhan ini merugikan negara jika yang digunakan BBM bersubsidi.
Luhut mengatakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air mengalami kenaikan cukup pesat yang memengaruhi kenaikan jumlah pengguna kendaraan serta subsidi BBM.
"Hal ini tentunya berpengaruh pada kenaikan jumlah penggunaan kendaraan bermotor, yang berimplikasi kepada kenaikan subsidi BBM," kata Luhut melalui akun Instagram resminya dikutip Selasa (13/9).
Luhut lantas mengklaim telah menerima data atas riset penggunaan BBM per tahun dari 'Industri Kendaraan Bermotor'.
Kata Luhut penggunaan BBM untuk satu mobil yaitu 1.500 liter per tahun, sementara satu sepeda motor 305 liter per tahun.
Jika dikonversikan menjadi rupiah, satu mobil per tahun akan menghabiskan biaya BBM sebesar Rp21,75 juta per tahun jika menggunakan Pertamax Rp14.500 per liter atau Rp15 juta bila pakai Pertalite Rp10 ribu per liter.
Sementara satu unit motor yang pemiliknya menggunakan Pertamax, maka biaya tahunan untuk membeli bahan bakar Rp4.422.500. Lalu jika motor itu menggunakan Pertalite biayanya Rp3,05 juta.
"Bisa kita semua bayangkan ketika dua jenis kendaraan ini kebanyakan menggunakan BBM bersubsidi, maka sudah pasti yang terjadi adalah membengkaknya subsidi BBM," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah saat ini telah menyiapkan sejumlah strategi demi meredam kenaikan anggaran subsidi BBM, salah satunya lewat percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
"Saya melihat tujuan besar selain untuk mengurangi ketergantungan pemakaian BBM bersubsidi, juga untuk mengurangi emisi CO2 yang ditargetkan dapat turun sebesar 40 juta ton pada 2030 mendatang hanya dari program ini," kata Luhur.
Luhut juga bilang dengan demikian anggaran subsidi BBM pada akhirnya bisa dialihkan ke sektor yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.
0 Komentar