Kerja Keras Ganjar Akhirnya Membuahkan Hasil, Kini 2000 Desa di Jawa Tengah Sudah Mandiri Energi!!!


Berkat kerja keras Ganjar Pranowo, kini sejumlah 2000 lebih desa di Jawa Tengah telah dinyatakan sudah mandiri energi dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) di daerahnya masing-masing.

Hal itu diungkapkan Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), Febby Tumiwa, ia menilai kepemimpinan Ganjar sudah berhasil mewujudkan komitmennya tersebut.

Krisis energi yang membayangi, membuat Ganjar terus merintis EBT. Ia ingin memastikan masyarakat memiliki alternatif di tengah situasi energi fosil yang makin langka dan mahal.

Di Jateng banyak potensi EBT yang bisa dimaksimalkan. Seperti panas matahari, gas rawa, geothermal, angin, dan air.

Penerapan EBT dimulai dari gedung-gedung milik pemerintah. Bagian atap perkantoran ditanam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mengolah cahaya matahari menjadi listrik. Seperti rumah sakit, tempat pelayanan sosial, dan lainnya. Penerapan ini mampu meningkatkan produksi energi PLTS Atap.

PLTS Atap di Jawa Tengah dimulai tahun 2017. Kali pertama diterapkan di kantor Dinas ESDM dengan kapasitas 35 KWp.

Kemudian, PLTS Atap dipasang di kantor Bappeda dengan kapasitas 30 KWp pada tahun 2018, dan di kantor Sekretariat Dewan Provinsi Jateng dengan kapasitas 30 KWp pada tahun 2019. Hingga 2021 kemarin, di Jawa Tengah sudah terbangun 995 kWp PLTS. Jumlah tersebut dipastikan akan bertambah.

Selain PLTS Atap, Jateng juga sudah mengembangkan pembangkit listrik dari gas rawa, gas metan, tenaga air dan lainnya.

Pemanfaatan EBT yang dinahkodai Ganjar ini diapresiasi Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), Febby Tumiwa. Dia menilai kepemimpinan Ganjar sudah menunjukkan komitmen penuh untuk membawa Jawa Tengah mandiri energi dengan menerapkan EBT.

"Komitmen Jateng dalam pengembangan EBT sangatlah kuat. Ini terbukti bagaimana Jateng merencanakan pembangunan energi daerahnya dan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMDnya) yang konsentrasi pada EBT,” katanya.

Belakangan, Ganjar juga merambah pondok pesantren. Ganjar memberikan bantuan PLTS salah satunya untuk Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara.

PLTS tersebut dipasang di struktur bangunan rooftop aliran listrik yang tinggi dan dapat menghasilkan daya 10.000 Kwh. Daya listrik yang dihasilkan itu digunakan untuk kebutuhan air bagi kegiatan para santri.

Ketua Ponpes Tanbihul Ghofilin, Ahmad Muhid Dwi mengakui jika bantuan PLTS dari Ganjar mampu menghemat pengeluaran biaya listrik hingga 40 persen.

“Satu bulan biasanya pembayaran yang harus kita topang Rp2,4 juta sampai 2,6 juta. Sejak ada PLTS kami hanya membayar Rp1,2 juta, dan kalau cuaca terang hanya Rp1,1 juta juga sudah pernah," paparnya seperti dilansir dari Tribunnews.

Dari hasil berhemat dari biaya listrik tersebut, Ponpes Tanhibul Ghofilin pun mampu menyisihkan hingga Rp20 juta per tahun.

Posting Komentar

0 Komentar